Page 303 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 303

"Beberapa  hal  terjadi  pemelintiran  isi  dari  undang-undang  klaster  ketenagakerjaan.  Yang
              pertama tentang Undang-Undang Cipta Kerja tetap mengatur syarat-syarat dan perlindungan
              hak bagi pekerja atau buruh PKWT yang menjadi dasar dalam penyusunan perjanjian kerja,"
              katanya dalam konfrensi pers Penjelasan  UU Cipta Kerja  secara daring, Rabu (7/10/2020).

              Di  samping  itu,  Omnibus  Law  Undang-Undang  Cipta  Kerja  juga  mengatur  perlindungan
              tambahan berupa kompensasi pekerja atau buruh pada saat berakhirnya PKWT.

              Kemudian, kata Ida, syarat-syarat dan perlindungan hak bagi pekerja atau buruh dalam kegiatan
              alih daya atau outsourcing masih tetap dipertahankan. Bahkan, lanjut dia Undang-Undang Cipta
              Kerja memasukkan prinsip perlindungan hak bagi pekerja atau buruh apabila terjadi pergantian
              perusahaan alih daya sepanjang objek pekerjaannya masih ada.

              Hal Ini sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27 Tahun 2011. Di samping itu,
              dalam rangka pengawasan terhadap perusahaan alih daya, Undang-Undang Cipta Kerja juga
              mengatur syarat-syarat perizinan terhadap perusahaan alih daya yang terintegrasi dalam sistem
              online single submission (OSS).

              "Jadi bisa terkontrol dan selama ini mungkin ada banyak perusahaan outsourcing yang tidak
              terdaftar maka dengan undang-undang ini pengawasan kita bisa lakukan dengan baik karena
              harus terdaftar dalam sistem OSS," ujarnya.
              Lebih  lanjut  kata  Menaker,  ketentuan  mengenai  waktu  kerja  dan  waktu  istirahat  juga
              diungkapkan banyak terjadi distorsi.

              Dijelaskan, waktu kerja pekerja/buruh, tetap diatur di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
              2003 tentang Ketenagakerjaan. Dan menambah ketentuan baru mengenai pengaturan waktu
              kerja dan waktu istirahat pada sektor usaha dan pekerjaan tertentu.

              "Ini kenapa diatur. Jadi undang-undang yang eksis tetap ada, tetapi kita mengakomodir tuntutan
              perlindungan bagi pekerja atau buruh pada bentuk-bentuk hubungan kerja dan sektor tertentu
              yang di era ekonomi digital saat ini berkembang sangat dinamis seperti yang disampaikan oleh
              Pak Menko (Perekonomian) tadi. Jadi, kita benar-benar mengakomodasi kondisi ketenagakerjaan
              akibat adanya berkembang begitu cepatnya ekonomi digital," jelas Ida.
































                                                           302
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308