Page 346 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 346

"Kami  harapkan  dengan  undang-undang  baru  (omnibus  law),  kecepatan  tindakan  kita  di
              lapangan akan kelihatan cepat dan tidaknya, tapi masih tergantung kepada persetujuan DPR
              kita. Kalau disetujui saya yakin akan ada perubahan yang besar dari regulasi yang kita miliki,"
              kata  Jokowi  .

              Dalam perkembangannya, tak hanya omnibus law tentang cipta lapangan kerja dan UMKM yang
              disiapkan pemerintah, tetapi juga terkait perpajakan. UU yang disisir pun bertambah menjadi 82
              UU.

              Selanjutnya,  saat  membuka  kegiatan  Musyawarah  Perencanaan  Pembangunan  Nasional
              (Musrenbangnas)  Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah  Nasional  (RPJMN)  2020-2024  di
              Istana  Negara,  pada  16  Desember  2019,  Kepala  Negara  menyampaikan  bahwa  telah
              berkomunikasi  dengan  Ketua  DPR  Puan  Maharani  agar  membantu  pemerintah  mempercepat
              pembahasan omnibus law tersebut.

              "Sehingga kita ajukan langsung pada DPR, Bu Puan ini 82 UU sudah. Mohon segera diselesaikan.
              Saya bisik-bisik kala bisa Bu jangan sampai lebih dari tiga bulan," kata  Jokowi  saat itu.

              Jokowi juga mengingatkan agar di dalam pembahasan RUU itu jangan sampai ada pasal titipan
              yang tidak sesuai dengan tujuan pemerintah. Hal itu ditegaskan saat ia membuka rapat terbatas
              di  Istana  Kepresidenan  Bogor,  Jawa  Barat  dengan  topik  pembahasan  Omnibus  Law  Cipta
              Lapangan Kerja pada 27 Desember 2019.

              Diketahui bahwa omnibus law Cipta Lapangan Kerja memiliki 11 klaster yang pembahasannya
              melibatkan 30 kementerian/lembaga. Draf RUU sapu jagat itu ditargetkan dapat diserahkan pada
              Januari dan diharapkan selesai pada April 2020.

              Masuk  prioritas  pembahasan    Selanjutnya,  di  tengah  ramainya  polemik  bocornya  draf  'RUU
              Penciptaan Lapangan Kerja' yang dibantah oleh pemerintah, DPR menetapkan 50 RUU yang
              masuk ke dalam Program Legislasi Nasional Prioritas 2020 pada 22 Januari 2020.
              Empat di antaranya merupakan RUU dalam bentuk omnibus law, yaitu RUU Kefarmasian, RUU
              Cipta Lapangan Kerja, RUU Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian, dan RUU Ibu
              Kota Negara.

              Setelah  itu,  pada  12  Februari,  Presiden  melalui  Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto
              menyerahkan draf dan surat presiden (surpres) RUU Cipta Kerja ke DPR.

              Ketua DPR Puan Maharani menyebut omnibus law Cipta Kerja terdiri atas 79 UU, 15 bab dan 174
              pasal. Pembahasan RUU ini akan melibatkan tujuh komisi di DPR.

              "Dan nantinya akan dijalankan melalui mekanisme yang ada di DPR. Apakah itu melalui Baleg
              atau Pansus karena melibatkan tujuh komisi terkait untuk membahas 11 kluster yang terdiri dari
              15 bab dan 174 pasal," kata Puan.

              Surpres itu akhirnya baru dibacakan di rapat paripurna DPR pada 2 April 2020. Pada saat itu
              disepakati bahwa pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja akan diserahkan kepada Badan
              Legislasi DPR.

              Sempat  minta  tunda    Belakangan,    Jokowi    sempat  meminta  agar  pembahasan  klaster
              ketenagakerjaan di dalam RUU tersebut ditunda.

              Permintaan itu muncul di tengah rencana ribuan buruh menggelar unjuk rasa menolak sejumlah
              pasal kontroversial di dalam klaster tersebut di sejumlah wilayah pada 30 April 2020.





                                                           345
   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351