Page 317 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 317

DALAM UU CIPTAKER, PERUSAHAAN TAK WAJIB BERI ISTIRAHAT PANJANG BAGI
              PEKERJA
              Presiden  Joko  Widodo  resmi  meneken  omnibus  law  Undang-Undang  Cipta  Kerja  pada  Senin
              (2/11/2020). Aturan dengan nama resmi UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja ini pun
              telah diunggah di laman Kementerian Sekretariat Negara pada Senin malam sehingga dapat
              diakses publik.

              UU Cipta Kerja yang diunggah tersebut tebalnya 1.187 halaman. Dalam aturan tersebut, terdapat
              perubahan peraturan mengenai cuti bagi buruh/karyawan yang tercantum pada Pasal 79 UU
              Nomor 11 Tahun 2020.

              Perubahan itu menyasar aturan tentang istirahat panjang di luar waktu istirahat dan cuti tahunan
              yang diatur pada Pasal 79 Ayat (5) UU Nomor 11 Tahun 2020.

              Ayat tersebut menjelaskan bahwa perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat panjang.

              Pengaturan  soal  pemberian  istirahat  panjang  ini  diatur  dalam  perjanjian  kerja,  peraturan
              perusahaan, dan perjanjian kerja bersama.

              Masih dari aturan yang sama, dalam Ayat (6) disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai
              perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud pada Ayat 5 diatur dengan peraturan pemerintah.

              Sementara itu, aturan sebelumnya yakni UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
              menjelaskan istirahat panjang secara lebih rinci.

              Pasal 79 Ayat (2) UU Nomor 13 menyebut istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan
              dan  dilaksanakan  pada  tahun  ketujuh  dan  kedelapan  masing-masing  1  (satu)  bulan  bagi
              pekerja/buruh yang telah bekerjaselama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan
              yang sama dengan ketentuanpekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya
              dalam  2  (dua)  tahun  berjalan  dan  selanjutnya  berlaku  untuk  setiap  kelipatan  masa  kerja  6
              (enam) tahun.

              Aturan yang sama juga menyebut hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2)
              huruf d hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan tertentu.

              Adapun perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (4) diatur dengan keputusan
              menteri.

              Perubahan ini sebelumnya pernah menjadi sorotan buruh, termasuk Ketua Konfederasi Serikat
              Pekerja Indonesia Said Iqbal.

              Menurut Said Iqbal, dengan adanya aturan baru itu cuti panjang itu tak lagi menjadi kewajiban
              perusahaan.

              "Dalam omnibus law, pasal yang mengatur mengenai cuti panjang diubah, sehingga cuti panjang
              bukan lagi kewajiban pengusaha," kata Said.

              Sebelumnya,  Presiden  Joko  Widodo  membantah  kabar  bahwa  Undang-Undang  Cipta  Kerja
              menghapus ketentuan mengenai berbagai jenis cuti, seperti cuti melahirkan dan cuti sakit, bagi
              pekerja.

              Jokowi memastikan bahwa UU Cipta Kerja tetap mengharuskan perusahaan memberikan hak
              cuti kepada para pekerjanya.

              "Adanya kabar yang menyebutkan bahwa semua cuti, cuti sakit, cuti kawinan, cuti khitanan, cuti
              baptis, cuti kematian, cuti melahirkan, dihapuskan, dan tidak ada kompensasinya. Saya tegaskan

                                                           316
   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322