Page 255 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 APRIL 2021
P. 255
BUKAN THR, BELANJA PEMERINTAH JADI KUNCI DONGKRAK PERTUMBUHAN
EKONOMI
Jakarta Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani
mengatakan, Tunjangan Hari Raya ( THR ) tak cukup mendorong konsumsi di triwulan II 2021.
Sebab, masyarakat cenderung masih akan menyimpan dana dibanding membelanjakan uang di
masa pandemi Virus Corona.
"Kalau ada THR diharapkan bisa belanja, tapi kan tidak boleh pulang kampung. Kalau kita lihat
memang data menunjukkan orang kelas menengah bawah dengan tabungan 100 juta ke bawah,
itu masih menyimpan di bank. Mereka masih jaga-jaga," ujar Aviliani dalam diskusi daring,
Jakarta, Senin (26/4).
Dia menjelaskan, meskipun THR dibayar penuh tahun ini belum tentu konsumsi akan langsung
terangkat sesuai dengan harapan pemerintah. Hal ini karena masyarakat masih akan
mengutamakan kebutuhan primer.
"THR dibayar penuh, itu masih akan disimpan. Kebutuhan sekunder lebih dikurangi, karena lebih
mengutamakan kebutuhan primer. Itu menyebabkan DPK naik. Makanya perlu memang tidak
hanya sekedar THR, aturan itu harus bagaimana masyarakat itu mengeluarkan dana. Misalnya
tempat wisata, mal dibuka yang penting prokes di tempat umum," jelasnya.
Dengan demikian di Triwulan II-2020, faktor yang diharapkan menjadi penggerak konsumsi
adalah belanja pemerintah. Belanja tersebut dapat berupa pembangunan infrastruktur yang
semakin masif serta bantuan sosial terhadap korban PHK dengan oenghasilan di bawah Rp5 juta.
"Pemerintah harus lebih gencar belanja lebih cepat dari pembangunan infrastruktur karena itu
paling banyak menyerap tenaga kerja. Pembayaran BLT, lalu orang yang di PHK di bawah Rp5
juta itu harus tepat waktu juga," jelasnya.
"Karena hingga kini belanja ini yang terlambat, padahal menjadi multiflier efect kepada swasta
dan masyarakat. Ini yang perlu diperbaiki. Kalau pemerintah belanja, swasta jalan, masyarakat
akan kena dampak," tandasnya.
Anggun P. Situmorang Merdeka.com
254