Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 137

Lalu  yang  kedua,  Anggaran  Perlindungan  Sosial  lewat  program  Bantuan  Sosial  atau  Bansos
              sebesar Rp150,96 triliun. Anggaran ini dikhususkan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) bagi
              10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), kartu sembako, program pra kerja, bantuan langsung
              tunai (BLT) dana desa, bantuan sosial tunai 10 juta KPM, subsidi kuota, dan diskon listrik.

              Kemudian yang ketiga mencakup program prioritas dengan anggaran Rp 141,36 triliun. Program
              ini demi mendukung pariwisata, terutama yang paling terdampak pandemi COVID-19 seperti
              hotel, restoran, serta kafe.

              Program  prioritas  ditujukan  untuk  ketahanan  pangan  atau  food  estate,  pengembangan  ICT,
              pinjaman ke daerah dan subsidi pinjaman daerah, program padat karya K/L, kawasan industri,
              dan program prioritas lainnya.

              Dan yang terakhir yaitu program dukungan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan
              pembiayaan korporasi sebesar Rp 156,06 triliun. Anggaran ini diberikan untuk subsidi bunga KUR
              dan non KUR, penjaminan loss limit UMKM dan korporasi, IJP UMKM dan korporasi, pembiayaan
              PEN lainnya, penempatan dana, dan PMN kepada BUMN yang menjalankan penugasan seperti
              HK, ITDC, Pelindo III, dan KIW).

              Anggaran  Perlindungan  Sosial  atau  Bansos  menjadi  yang  terbesar  dibanding  program  PEN
              lainnya.  Anggaran  Perlindungan  Sosial  tahun  2021  sebesar  Rp150,96  triliun  itu  dikelola  oleh
              Kementerian Sosial (Kemensos).

              Menurut Presiden Joko Widodo, terdapat tujuh program bansos yang tetap berjalan untuk tahun
              ini. Pemerintah telah menyiapkan anggaran lebih dari Rp300 triliun untuk meningkatkan daya
              beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

              Tujuh program perlindungan sosial atau bantuan sosial (bansos) yang akan dilanjutkan pada
              2021  antara  lain;  (1)  Program  Kartu  Sembako,  (2)  Program  Keluarga  Harapan,  (3)Program
              Bantuan Sosial Tunai, (4) Program Kartu Prakerja, (5) Bantuan Langsung Tunai Desa, (6) Insentif
              Tenaga Kesehatan, (7) Pemberian insentif usaha termasuk bantuan modal kerja bagi UMKM.

              "Terkait pemulihan ekonomi nasional, percepatan dan kebangkitan ekonomi terus diupayakan
              oleh  pemerintah.  Pemerintah  telah  menyiapkan  anggaran  sebesar  Rp  372,3  triliun  untuk
              mendongkrak  daya  beli  dan  konsumsi  masyarakat,  serta  mempercepat  pemulihan  ekonomi
              nasional," jelas Jokowi dalam Sidang MPL-PGI, Senin (25/1/2021).

              "Dan di tahun 2021 ini, program perlindungan sosial tetap dilanjutkan. Program Kartu Sembako,
              Program Keluarga Harapan, Bantuan Sosial Tunai, Kartu Prakerja, Bantuan Langsung Tunai Desa
              tetap dilanjutkan. Selain itu juga ada insentif tenaga kesehatan dan pemberian insentif usaha
              termasuk  Bantuan  Modal  Kerja  bagi  UMKM  agar  mampu  bertahan  dan  bergerak  kembali,"
              imbuhnya.

              Namun,  tahun  ini  tidak  ada  lagi  program  dana  bantuan  subsidi  upah  (BSU)  dalam  program
              bansos. Hal itu dikonfirmasi oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah bahwa BSU tahun ini
              tidak ada alokasinya dalam APBN 2021.

              Ida  mengungkapkan,  pemerintah  telah  dan  akan  terus  melakukan  sejumlah  program  demi
              membantu pekerja di luar pemberian BSU, seperti yang dilakukan pada 2020 saat mulai pandemi
              COVID-19. Sebelumnya diketahui, para pekerja dengan penghasilan di bawah Rp5 juta per bulan
              memperoleh BSU sebesar Rp2,4 juta.

              Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  juga  telah  menyiratkan  pada  November  2020  untuk  tidak
              melanjutkan  BSU.  Ketika  itu  dalam  rapat  Dengar  Pendapat  Komisi  XI  DPR  RI,  Sri  Mulyani,
              menuturkan  dugaan  dia  bahwa  penerima  bantuan  subsidi  upah  senilai  Rp2,4  juta  tidak
              melakukan belanja atau konsumsi yang bisa mendorong perekonomian.
                                                           136
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142