Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 80

juta di antaranya merupakan usaha besar dan korporasi, dengan total kredit Rp563,7 triliun atau
              sekitar 60 persen dari total kredit yang direstrukturisasi.
              Selain itu, jumlah pesangon dalam aturan lama (UU No.13) untuk perusahaan yang tutup atau
              bangkrut, terhitung lebih besar ketimbang jumlah pesangon yang diatur dalam RPP Cipta Kerja
              (aturan  baru).  Seluruh  PHK  untuk  perusahaan yang  bangkrut,  berdasarkan  RPP  Cipta  Kerja,
              jumlahnya hanya setengah dari yang ditetapkan dalam UU No. 13.

              Coba kita liat beberapa contoh. Untuk PHK karena perusahaan bangkrut akibat merugi selama
              dua tahun, berturut-turut atau tidak berturut-turut. Dalam UU Ketenagakerjaan, pesangonnya
              sebesar satu kali aturan pesangon, sedangkan dalam RPP Cipta Kerja hanya setengahnya.

              Untuk perusahaan yang tutup bukan karena merugi, perhitungannya juga setali tiga uang. Di
              aturan lama, pesangonnya satu kali, di aturan baru hanya satu kali.

              Apakah  pekerja  dirugikan?  Jawabannya:  pekerja  tetap  dirugikan  meski  RPP  JKP  sudah
              menetapkan aturan tentang manfaat uang tunai yang dibayarkan selama enam bulan berturut-
              turut, karena jumlahnya tak sebesar upah.

              Memang ada manfaat akses informasi pasar kerja dan manfaat pelatihan kerja, tapi dua-duanya
              bukan dalam bentuk uang kontan, melainkan in natura .

              Selain itu, tidak ada jaminan pekerja bisa segera mendapatkan pekerjaan. Dalam situasi pendemi
              yang  belum  menentu  dan  tak  jelas  kapan  akan  berakhir,  kondisi  ini  tetap  akan  menyulitkan
              pekerja. Apalagi, kalau si pekerja upahnya di atas Rp5 juta karena batas pemberian manfaat
              uang tunai dibatasi sampai upah sebesar Rp5 juta.

              Grafik di atas menunjukkan perbedaan perhitungan pesangon antara UU Ketenagakerjaan yang
              lama, dengan RPP Cipta Kerja yang baru. Misalnya, seseorang sudah bekerja lima tahun dengan
              upah Rp5 juta per bulan. Dia di-PHK karena perusahaannya merugi selama dua tahun berturut-
              turut.

              Pada aturan lama, dia akan mendapatkan pesangon sebesar enam kali upah, sedangkan dalam
              RPP  dia  hanya  akan  memperoleh  setengahnya.  Hasilnya  akhirnya,  setelah  juga  menghitung
              manfaat uang tunai dalam RPP JKP, masih ada selisih hampir 15 persen atau 1,35 kali upah.






























                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85