Page 63 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 63

Dalam Negeri (Kemendagri) menilai kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menaikkan UMP 5,1%
              di 2022 sudah melawan hukum regulasi ketenagakerjaan, terutama pengupahan.
              "Hal tersebut juga berpotensi menimbulkan iklim yang tidak kondusif bagi hubungan industrial
              dan perekonomian nasional," ucap Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani, Senin (20/12).

              Kalangan pengusaha akan menggugat aturan revisi tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara
              (PTUN)  jika  Gubernur  DKI  benar-benar  mengimplementasikan  regulasi  perubahan  tersebut.
              Pemprov  DKI  Jakarta  dinilai  secara  sepihak  melakukan  revisi  UMP  DKI  Jakarta  2022  tanpa
              memperhatikan pendapat dunia usaha, khususnya Apindo DKI Jakarta yang menjadi bagian dari
              Dewan Pengupahan Daerah sebagai unsur dunia usaha. Dewan Pengupahan Daerah terdiri dari
              unsur tripartit yakni pemerintah, serikat pekerja/buruh, dan pengusaha.

              "Apindo  DKI  Jakarta  telah  menyatakan  keberatannya  terhadap  revisi  tersebut  karena  bila
              dilakukan akan melanggar ketentuan PP 36 Tahun 2021," ucap Hariyadi.

              Apindo dan Kadin juga mengimbau seluruh perusahaan di Jakarta untuk tidak menerapkan revisi
              UMP DKI Jakarta 2022 sambil menunggu Keputusan PTUN berkekuatan hukum tetap, namun
              tetap mengikuti Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1395 Tahun 2021 yang ditetapkan pada
              19 November 2021. Hariyadi mengatakan, dengan revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut maka
              upaya untuk mengembalikan prinsip upah minimum sebagai Jaring Pengaman Sosial (JPS) sulit
              dilaksanakan, khususnya terkait struktur skala upah.

              Sebab upah minimum ini adalah upah yang diterapkan atau diberlakukan untuk pekerja yang
              baru mulai bekerja. Bagi pekerja pemula tanpa pengalaman tidak terwujud dan kembali menjadi
              upah rata-rata sehingga penerapan struktur skala upah akan sulit dilakukan karena ruang/jarak
              antara upah minimum dengan upah di atas minimum menjadi kecil.  Ruang memberlakukan
              struktur skala upah menjadi sulit. Karena layer berikutnya kepada pekerja yang upahya di atas
              upah minimum menjadi sangat kecil atau tidak ada.

              "Hal ini akan menimbulkan risiko bagi pencari kerja baru. Karena seperti ini terus, kesempatan
              kerja pemula menjadi kecil karena upah minimum tinggi sehingga perusahaan akan cenderung
              memilih pekerja pengalaman," ucapnya, (ark)



































                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68