Page 198 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 198

DPP Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa diwakili Ketua Umum Deni Sunarya dan Sekretaris
              Umum Muhammad Hafidz. Mereka mengajukan judicial review terkait Pasal 81 angka 15, angka
              19, angka 25, angka 29 dan angka 44 UU Cipta Kerja.

              Serikat pekerja asal Karawang, Jawa Barat itu mempersoalkan Pasal 81 angka 15 UU Cipta Kerja
              yang mengubah Pasal 59 UU Ketenagakerjaan dan menghilangkan pengaturan jangka waktu,
              batas perpanjangan dan pembaruan perjanjian kerja.

              Sementara itu, Pasal 81 angka 19 UU Cipta Kerja disebut pemohon menghapus Pasal 65 UU
              Ketenagakerjaan yang berdampak terdapat syarat batasan pekerjaan yang dapat diserahkan dari
              pemberi kerja kepada perusahaan penyedia jasa pekerja.

              Kemudian,  Pasal  81  angka  25  menyebabkan  upah  minimum  dari  semula  berdasarkan
              produktivitas,  inflasi  dan  pertumbuhan  ekonomi  menjadi  hanya  pertumbuhan  ekonomi  atau
              inflasi. Kemudian angka 29 didalilkan pengusaha tidak diancam sanksi apabila memberi upah
              lebih rendah dari ketentuan yang berlaku.
              Begitu juga dengan pemohon Dewa Putu Reza dan Ayu Putri. Dia menyebut UU Cipta Kerja tidak
              memberikan perlindungan dan kepastian hukum untuk para pemohon terkait status kepegawaian
              karena undang-undang itu memberikan perusahaan kewenangan mengadakan perjanjian kerja
              waktu tertentu secara terus menerus.
              Adapun  alasan  mengajukan  JR,  pemohon  memandang  penghapusan  batas  waktu  Perjanjian
              Kerja  Waktu  Tertentu  (PKWT)  mengakibatkan  hilangnya  perlindungan  hukum  yang  adil  dan
              kepastian hukum bagi pekerja. Sebagaimana diatur dalam Pasal 59 UU Cipta Kerja.

              Selain  itu,  terkait  penghapusan  ketentuan  minimal  dalam  pemberian  pesangon  dan  uang
              penghargaan. Hal ini disebut telah merampas hak para pekerja, akan pendapatan dan kehidupan
              yang layak. Hal ini tertuang dalam Pasal 156 ayat (1).

              Juru bicara MK Fajar Laksono menyampaikan, permohonan tersebut akan disidangkan paling
              lama setelah 14 hari diregistrasi. Para pemohon diminta untuk menunggu.

              Hari Ini UU Cipta Kerja Diserahkan ke Presiden, Total Ada 812 Halaman "Ya, paling lama 14 hari
              sejak diregistrasi sudah harus sidang. Itu hukum acaranya. Tunggu saja," kata Fajar kepada ,
              Kamis (15/10).

              Fajar  memastikan,  MK  akan  independen  dalam  setiap  menangani  perkara.  Dia  tidak
              mempermasalahkan jika terdapat sebagian orang yang merasa khawatir membawa UU Cipta
              Kerja ke MK.

              "Mau mengajukan atau tidak mengajukan permohonan, itu sepenuhnya hak publik. Setidaknya,
              kalau diajukan ke MK, selain tentu akan diproses sesuai ketentuan hukum acara, akan ada ruang
              terbuka  bagi  seluruh  pihak  yang  berkepentingan  untuk  menyampaikan  argumentasi
              konstitusional di persidangan," pungkasnya.

              Saksikan video menarik berikut ini: Editor : Ilham Safutra Reporter : Muhammad Ridwan .













                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203