Page 157 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 157

Ketentuan ini pun berlaku sama bagi seluruh pekerja formal, baik yang bekerja 5 hari atau 6 hari
              dalam sepekan.
              "Waktu kerja itu tetep diatur sebagaimana Undang-Undang 13/2003. Isinya itu 7 jam sehari, dan
              atau 40 jam untuk 6 hari kerja dalam satu minggu," jelasnya saat berbincang dalam podcast
              YouTube milik Deddy Corbuzier, Rabu (14/10/2020).

              "Jadi kalau 6 hari kerja itu jaMKerjanya 7 jam. Nah, 8 jam sehari dan atau 40 jam seminggu
              untuk yang 5 hari kerja dalam satu minggu," dia menambahkan.

              Dengan begitu, Ida menegaskan, para pekerja tetap bisa mencari nafkah dalam 5 hari setiap
              pekannya. Setelah melalui proses panjang, ia menyebutkan, banyak hal yang disepakati bahwa
              beberapa pasal terkait ketenagakerjaan dalam UU 13/2003 tetap dipertahankan.

              "Dan  memang  bacanya  gini.  Undang-Undang  13/2003  ini  kan  tentang  Ketenagakerjaan.
              Kemudian ada UU Cipta Kerja . Ketentuan yang ada di UU 13 sepanjang tidak dihapus, sepanjang
              tidak diatur ulang di UU Cipta Kerja, maka ketentuannya tetap berlaku. Termasuk tentang waktu
              kerja ini," tuturnya.

              "Tetap  libur  bisa  5/2  atau  6/1  dalam  seminggu,  tergantung  kesepakatan  bersama  antara
              penerima kerja dan pemberi kerja," pungkas Ida.

              DPR RI hari ini telah menyerahkan Undang-Undang/ UU Cipta Kerja ke Presiden Joko Widodo
              (Jokowi). Sebelumnya, DPR RI telah mengesahkan RUU Cipta Kerja menjadi Undang-Undang
              pada sidang paripurna beberapa waktu lalu.

              Usai disahkan di sidang paripurna, DPR RI melakukan sedikit revisi minor sebelum diserahkan ke
              Presiden Jokowi dan ditandatangani menjadi Undang-Undang.

              Draf final UU itu diserahkan oleh Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar kepada Menteri
              Sekretariat Negara Pratikno, Rabu (14/10/2020).

              Pada saat pengesahan, draf UU Cipta Kerja yang diberikan anggota Baleg sejumlah 905 halaman.
              Kemudian, Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar menyebut draf final sebelum diubah format
              memiliki 1. 035 halaman. Draf yang paling final setelah diubah format kertas menjadi legal paper
              berkurang menjadi 812 halaman.

              Dalam draf UU Cipta Kerja versi 812 halaman ini, terdapat beberapa perubahan dari naskah
              sebelumnya yang setebal 1. 035 halaman. Salah satunya terkait pembayaran pesangon, seperti
              yang tercantum di Pasal 156 halaman 355 UU Cipta Kerja .

              Pada halaman tersebut, dituliskan bahwa ketentuan Pasal 156 diubah dari naskah UU Cipta Kerja
              sebelumnya yang setebal 1. 035 halaman. Perubahan pertama terjadi di Pasal 156 ayat (1).

              Lalu apa saja yang berubah dalam UU Cipta Kerja yang terdiri dari 15 bab, 11 klaster dan 186
              pasal? Simak isi lengkapnya di sini.















                                                           156
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162