Page 191 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 191

berbeda-beda. Kita ingin membuka diri untuk kebutuhan baru, tanpa meninggalkan hal-hal yang
              baik," kata Dita.
              Misinformasi soal cuti juga diluruskan oleh perempuan yang pernah dituduh melakukan tindakan
              subversif  selama  menjadi  aktivis  tersebut.  Dita  menegaskan  cuti  hamil  dan  cuti  haid  tidak
              dihilangkan dalam UU Cipta Kerja .

              "Tidak ada penghilangan cuti hamil dan haid! Menteri (Ketenagakerjaan) kita ini perempuan lho,
              separuh pekerja kita ini perempuan. Semua tetap ada dan dibayarkan upahnya," kata Dita.

              Begitu  pula soal  syarat Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK) yang  nyatanya  tetap  mengadopsi
              aturan  di  UU  Ketenagakerjaan.  Ada  empat  tahap  yang  harus  ditempuh  jika  memang  akan
              melakukan PHK.

              "Pengusaha harus tetap memberi informasi, tidak bisa sepihak. Kalau pekerja tidak setuju, harus
              ada perundingan yang bisa didampingi serikat pekerja. Jika tidak sepakat, pemerintah harus
              intervensi memediasi. Kalau tidak selesai juga, baru bisa masuk jalur hukum. Tetap ada empat
              layer soal PHK ini," kata Dita.

              Upah MinimuMKabupaten/Kota (UMK) yang dikabarkan menghilang juga tetap ada dalam UU
              Cipta Kerja .

              Soal frase tidak diwajibkan, Dita menjelaskan bahwa tiap-tiap kabupaten/kota sebenarnya sudah
              memiliki UMK dan ini tetap ada.
              Tapi jika ada yang belum memiliki, pemerintah daerah bisa mengusulkan menggunakan dasar
              pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

              "Kalau UMP-nya dianggap sudah mewakili, ya tidak perlu. Tiap daerah kan punya karakteristik
              yang berbeda-beda, kalau mayoritas pekerjanya di UMKM, ya harus disesuaikan. Makanya pilihan
              katanya "dapat", bukan "wajib" kan," kata Dita.

              Perempuan pertama peraih Ramon Magsaysay Award di bidang Young Emerging Leader ini juga
              menerangkan  bahwa  pemerintah  akan  mengakomodasi berbagai  hal  yang  belum  detil  di  UU
              Cipta Kerja melalui Peraturan Pemerintah (PP).

              Kementerian Ketenagakerjaan akan bergerak aktif melibatkan dan mengundang seluruh Serikat
              Pekerja, termasuk yang melakukan aksi penolakan.

              "Setidaknya  ada  tiga  sampai  empat  PP  yang  akan  kita  bahas.  Tentang  pengaturan
              ketenagakerjaan  yang  isinya  soal  kontrak,  outsource,  dan  lainnya,  PP  tentang  Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan, dan PP tentang pengupahan. Kami berharap semua unsur Serikat Pekerja
              bisa ikut berdiskusi membahas detilnya," kata Dita.




















                                                           190
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196