Page 215 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 215

tembakau khususnya petani dan pekerja sektor sigaret kretek tangan (SKT) makin menderita,
              terutama di tengah kondisi ekonomi sulit di masa pandemi Covid-19.
              Ketua Umum AMTI Budidoyo mengatakan selama ini pemerintah mengantongi sebanyak 70 %
              dari kontribusi pajak dan cukai industri hasil tembakau. Menurutnya target penerimaan negara
              dari  cukai  dipatok  naik  4,8  %  menjadi  Rp172  triliun.  Ini  sudah  setara  dengan  11,9  %  total
              penerimaan pajak negara. Belum lagi pajak retribusi daerah 10 % dari nilai cukai dan pendapatan
              PPn  rokok.  Setelah  kenaikan  cukai  2020  mencapai  23  %,  pabrikan  dinilai  enggan  untuk
              menaikkan  harga jual ke  pasaran  karena  memikirkan daya beli  masyarakat. Hasilnya kinerja
              industri makin terpuruk dan imbasnya kepada petani dan pekerja IHT, belum lagi ditekan dampak
              pandemi.

              "Makanya kalau menurut kami yang perlu dipikirkan para petani dan sektor SKT yang rata-rata
              perempuan.  Kalau  mereka  kehilangan  pekerjaan,  kasihan  kalau  mereka  menjadi  tulang
              punggung, Untuk tahun depan, harapannya SKT tidak perlu naik tarif cukai dulu demi prioritas
              penyelamatan tenaga kerja" ujar Budidoyo dalaMKeterangannya, Rabu (14/10).

              Dia berharap pemerintah bersikap rasional dan bijaksana dalam menentukan kebijakan cukai
              rokok. Jangan sampai kenaikannya terlalu tinggi seperti pada tahun ini yakni 23 %.

              Adapun,  selain  berkontribusi  secara  ekonomi,  industri  rokok  juga  menyerap  tenaga  kerja
              mencapai 5,9 juta orang. Apabila satu orang menanggung empat anggota keluarga, berarti ada
              20 juta orang menggantungkan hidupnya dari IHT.

              Sebelumnya, Kasubdit Hubungan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Sumondang
              mengatakan bahwa dampak kenaikan cukai rokok dapat menyebabkan perusahaan tutup dan
              terjadi  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK).  Pemerintah  perlu  mengkaji  kembali  kebijakan
              tersebut. "Pemerintah perlu melihat dan menghitung kembali dampak dari kenaikan cukai karena
              bagaimanapun kalau dihitung ini secara ekonomi dan jumlah pengangguran yang berdampak,
              ini harus dilakukan kajian/penelitian atau mengambil keputusan yang bijak," ujar Sumondang.

              Kemenaker berharap bahwa tenaga kerja harus tetap bekerja dan perekonomian tetap bekerja
              dengan baik tanpa adanya PHK.

              "Kita harus menghitung dampak dari terjadinya kenaikan cukai ini. Jangan sampai terjadi PHK
              dan sampai perusahaan tutup atau lainnya. Perlu kehati-hatian dan kajian lebih dalam untuk
              menghindari ini. Juga harus ada roadmap untuk melihat ini secara luas," katanya.




























                                                           214
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220