Page 217 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 217

Ringkasan

              Jakarta - Staf khusus Kementerian Ketenagakerjaan (Menaker) Dita Indah Sari mengatakan UU
              Cipta Kerja tetap mengakomodasi kepentingan buruh dan mengadopsi berbagai hal yang baik
              dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Ia menjelaskan regulasi tersebut berupaya untuk menjamin buruh-buruh masih menerima hak-
              haknya  ketika  melaksanakan  kewajibannya,  seperti  pesangon  PHK,  status  kontrak,  cuti,  alih
              daya, hingga pengupahan.



              PENJELASAN SOAL KEPENTINGAN BURUH DI UU CIPTA KERJA DARI STAFSUS
              MENAKER

              Staf khusus Kementerian Ketenagakerjaan (Menaker) Dita Indah Sari mengatakan UU Cipta Kerja
              tetap mengakomodasi kepentingan buruh dan mengadopsi berbagai hal yang baik dalam UU
              Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Hal-hal  baik  yang  ada  di  UU  Ketenagakerjaan  tentu  kita  adopsi,  dan  kita  juga  perlu
              mengakomodasi perkembangan zaman supaya aturan ketenagakerjaan tetap relevan," kata Dita
              di Jakarta, Rabu.

              Ia menjelaskan regulasi tersebut berupaya untuk menjamin buruh-buruh masih menerima hak-
              haknya  ketika  melaksanakan  kewajibannya,  seperti  pesangon  PHK,  status  kontrak,  cuti,  alih
              daya, hingga pengupahan.

              Selain  itu, tambah dia, Omnibus  Law  ini  juga mampu  menjawab berbagai  isu terkait  klaster
              ketenagakerjaan  sesuai  dengan  perkembangan  terkini,  mengingat  UU  sebelumnya  sudah
              berumur hampir 17 tahun.

              Salah satunya terkait pesangon bagi karyawan PHK yang saat ini masih merupakan salah satu
              yang tertinggi di dunia, meski mengalami revisi ke bawah, dari sebelumnya 32 kali gaji menjadi
              25 kali gaji.

              "Indonesia ini angka pesangonnya salah satu yang paling tinggi di dunia dan ini tidak berimbang
              dengan tingkat produktivitas kita. Angka 32 kali gaji ini realisasinya juga tidak ada yang mau
              menanggung dan tidak banyak yang mampu menjalankan," ujar Dita.

              Ia menambahkan UU Cipta Kerja ini juga memberikan inovasi yang lebih relevan bagi buruh yang
              terkena PHK yaitu memberikan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dengan angka yang tidak
              memberatkan pengusaha.

              "Manfaat JKP ini hanya ada di UU Cipta Kerja, angkanya tidak lagi memberatkan pekerja ataupun
              pengusaha dengan iuran tambahan. Pemerintah akan lakukan rekomposisi iuran yang ada dari
              BPJS Ketenagakerjaan," kata Dita.
              Terkait isu soal kontrak, Dita menjelaskan bahwa syarat-syarat mengenai pekerja kontrak masih
              mengadopsi aturan di UU Ketenagakerjaan terutama di pasal 56 dan 59, yang juga disesuaikan
              dengan perkembangan terkini.

              "Kenapa batas maksimal kontrak tidak tercantum lagi? Karena ini akan dicantumkan di Peraturan
              Pemerintah, nanti supaya ada fleksibilitas. Karakteristik hubungan kerja di tiap sektor kan bisa
              berbeda-beda," ujarnya.

              Dita  juga  melakukan  klarifikasi  terkait  misinformasi  soal  cuti,  terutama  bagi  para  buruh
              perempuan, karena UU Cipta Kerja tetap mengatur pemberian cuti hamil dan cuti haid.
                                                           216
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222