Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 220

kali gaji setelah mendapatkan masukan dari Pemerintah yang pada akhirnya melalui perdebatan
              yang panjang dan dengan alasan yang rasional, pada akhirnya disepakati
              neutral  -  Firman  Soebagyo  (anggota  Panja  Fraksi  Partai  Golkar)  Sebagai  partai  pendukung
              Pemerintah, diminta atau tidak, harus tetap mendukung kebijakan Pemerintah

              negative  -  wartawan  Tirto  (wartawan)  Setelah  rapat  paripurna  itu  draf  ke  mana  saja  dan
              diapakan saja, kami enggak tahu. Satu-satunya yang kami bisa lakukan ya menunggu resminya


              Ringkasan

              Jumat, 25 September lalu, rapat Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (Panja
              RUU Cipta Kerja) berlangsung maraton sejak pukul 10. 20 pagi hingga malam. Rapat itu dipimpin
              oleh Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas. Hadir juga Staf Ahli Bidang
              Regulasi,  Penegakan  Hukum,  dan  Ketahanan  Ekonomi  Kementerian  Koordinator  Bidang
              Perekonomian Elen Setiadi dan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi.



              RAPAT-RAPAT PENENTU RUU CIPTA KERJA

              Rapat-rapat Cipta Kerja di beberapa hotel menghasilkan beberapa keputusan, yang itu berubah
              lagi seketika di DPR RI.

              Jumat, 25 September lalu, rapat Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (Panja
              RUU Cipta Kerja) berlangsung maraton sejak pukul 10. 20 pagi hingga malam. Rapat itu dipimpin
              oleh Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas. Hadir juga Staf Ahli Bidang
              Regulasi,  Penegakan  Hukum,  dan  Ketahanan  Ekonomi  Kementerian  Koordinator  Bidang
              Perekonomian Elen Setiadi dan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi.

              Selain membahas tema-tema lain seperti pengadilan niaga, Lembaga Penjaminan Investasi (LPI),
              hingga UU Nomor 13 tahun 2016 tentang Paten, rapat juga memutuskan membahas salah satu
              klaster  yang  selama  ini  jadi  pemicu  kemarahan  publik:  Ketenagakerjaan.  Legislatif  meminta
              Pemerintah  memaparkan  alasan  mengapa  klaster  ini  perlu  dimasukkan  ke  dalam  RUU  Cipta
              Kerja, setelah pembahasannya ditunda atas permintaan Presiden Joko Widodo pada 24 April lalu.
              Berdasarkan rangkuman rapat, Pemerintah menjelaskan bahwa klaster ini tak terpisahkan dari
              RUU Cipta Kerja itu sendiri. Mereka juga menyinggung Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang
              "meningkat"  sementara "lapangan  pekerjaan  semakin  sedikit.  "  Memasukkan  klaster ini  juga
              dalam rangka "transformasi ketenagakerjaan" yang mendukung dua kepentingan besar: buruh
              ("bisa memberikan perlindungan kepada para pekerja") dan pengusaha ("investasi betul-betul
              diyakinkan").

              Mereka juga menjelaskan sembilan muatan dalaMKlaster Ketenagakerjaan: Penggunaan Tenaga
              Kerja Asing (PTKA); Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) alias kerja kontrak; alih daya atau
              outsourcing ; waktu kerja dan waktu istirahat; pengupahan; PHK dan kompensasinya; sanksi;
              jaminan kehilangan pekerjaan; dan penghargaan lain. Pemerintah mengklaim telah melibatkan
              pihak pengusaha dan buruh saat merancang klaster ini.

              Tak semua puas dengan penjelasan tersebut, misalnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anggota
              Panja  dari  Fraksi  PKS,  Mulyanto,  mengatakan  "kami  protes"  dan  "mempertanyakan  usulan-
              usulan itu semua. " "Kami minta dicabut semua isi klaster itu, kembali ke UU existing (UU Nomor
              13  tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan),"  kata  Mulyanto  kepada  wartawan  Tirto,  Senin  12
              Oktober.

                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225