Page 224 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 224

Salah satu perubahan yang paling kentara adalah besaran pesangon. Pada kesepakatan Panja,
              besarannya  dipertahankan  di  angka  32  kali  upah  (23  bulan  ditanggung  pengusaha  dan  9
              Pemerintah).  Namun, pada  kesepakatan  Baleg, angkanya berubah  menjadi  25  kali  upah  (19
              pengusaha dan 6 Pemerintah).

              Pihak Pemerintah yang mengumumkan perubahan ini adalah Staf Ahli Kemenko Perekonomian
              Elen Setiadi. Ia bilang pertimbangannya adalah "dampak pandemi COVID-19. " Perubahan yang
              dibacakan dalam rapat juga mencakup ketentuan upah minimuMKabupaten/kota. Awalnya upah
              minimum  itu  ditetapkan  mengikuti  inflasi  dan  pertumbuhan  ekonomi,  tetapi  pemerintah
              mengubahnya menjadi inflasi atau pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercantum dalam Pasal 88D
              ayat (2) versi draft yang beredar Senin 5 Oktober.

              Selebihnya kesepakatan lain relatif tetap. Misalnya draf upah minimum padat karya yang masuk
              dalam Pasal 88E ayat (1) dalam Draft RUU Citpa Kerja Januari 2020 benar dihapus sebagaimana
              terlihat  dalam  draft  RUU  versi  5  Oktober.  Lalu  skema  PHK,  PKWT  (kerja  kontrak),  dan
              outsourcing yang diputuskan tak dibahas lagi dalam Baleg juga hampir seluruhnya dikembalikan
              sesuai UU 13/2003 alias beleid existing, terutama pada pasal 151, pasal 66, dan pasal 59.
              Meski begitu Pemerintah tetap menyisipkan sejumlah penambahan seperti tampak pada draf 5
              Oktober. Misalnya pasal 154A yang mengatur alasan apa saja yang bisa dipakai perusahaan
              untuk mem-PHK karyawan, juga pasal 154A ayat (2) yang membolehkan diatur "alasan lainnya.
              " Lalu perubahan pasal 66 tentang batasan outsourcing untuk pekerjaan noninti produksi juga
              tetap dihapus Pemerintah. Pemerintah juga tetap menghapus ayat yang membatasi lama PKWT
              dan perpanjangannya dalam Pasal 59 UU 13/2003.

              DalaMKesepakatan  Panja  27  September,  Pemerintah  memiliki  tanggung  jawab  menentukan
              skema  dan  menanggung  iurannya.  Ketentuan  ini  belum  masuk  pada  draf  UU  Cipta  Kerja  5
              Oktober--versi 905 halaman. Ketentuan menanggung iuran baru muncul pada draf UU Cipta
              Kerja versi 812 halaman, yaitu pada pasal 46C ayat (2). Meski sudah ada penegasan, pasal 46E
              mengatur kewajiban Pemerintah hanya menyediakan modal awal JKP. Pada pasal 46E ayat (1)
              huruf b, iuran JKP dapat memanfaatkan hasil rekomposisi iuran program jaminan sosial pekerja
              saat ini.

              Narasumber Tirto mengatakan ada anggota dewan yang mempertanyakan perubahan substansi
              ini. Namun "entah kenapa setuju terhadap perubahan itu" dan "enggak ngotot lagi kayak di awal
              (rapat 27 September). " Tidak adanya lagi adu debat membuat rapat berlangsung cepat lalu.

              Mengurut  Ketentuan  Pesangon  Setelah  UU  Ciptaker  Disahkan  Berembus  kabar  kalau  para
              anggota  Panja  RUU  sebelumnya  sudah  mendapat  instruksi  dari  Ketua  Fraksi  masing-masing
              untuk mengikuti skema pesangon usulan Pemerintah. Instruksi itu turun saat para TA sedang
              melakukan sinkronisasi draf di rapat Timus-Timsin pada 1 Oktober di Puncak. Itu yang membuat
              mereka tidak lagi ngotot.
              Wartawan Tirto telah mencoba meminta konfirmasi terkait hal ini ke lima anggota Panja RUU
              dari fraksi koalisi Pemerintah--Golkar, PDIP, Gerindra, PPP, dan Nasdem. Dari kelima politikus
              itu, hanya Arteria Dahlan dari PDIP yang membantah. Sisanya tak menjawab tegas.

              "Tidak  benar.  Di  fraksi  kami  semua  pembahasan  dilakukan  secara  terbuka,  transparan,  dan
              menghadirkan  demokrasi  deliberatif.  Pembahasan  menjadi  25  kali  gaji  setelah  mendapatkan
              masukan dari Pemerintah yang pada akhirnya melalui perdebatan yang panjang dan dengan
              alasan yang rasional, pada akhirnya disepakati," kata Arteria, 14 Oktober pagi.
              "Sebagai partai pendukung Pemerintah, diminta atau tidak, harus tetap mendukung kebijakan
              Pemerintah,"  kata  anggota  Panja  Fraksi  Partai  Golkar,  Firman  Soebagyo,  14  Oktober  pagi.
              Sedangkan  Taufik  Basari  dari  Fraksi  Nasdem  hanya  memberikan  dua  buah  video  dirinya

                                                           223
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229