Page 221 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 221

"Banyak Pembahasan RUU di DPR yang saling berbeda persepsi di antara fraksi DPR ataupun
              dengan  Pemerintah.  Perbedaan  persepsi  dan  perdebatan  adalah  dinamika  dari  Negara
              demokrasi,  yang  terpenting  adalah  bagaimana  kita  dapat  memajukan  dan  menyelesaikan
              permasalahan bangsa ini," kata Azis saat dikonfirmasi dengan pesan singkat, Ahad (4/10).

              Sebagaimana diketahui, meski pembahasan DIM  RUU Cipta Kerja  sudah usai, sejumlah fraksi
              masih  mempermasalahakan  RUU  tersebut.  Fraksi  yang  menyoal  Omnibus  Law  itu  jelang
              pengesahan  di  antaranya  fraksi  Demokrat  dan PKS.  Adapun  yang  paling  disoal  yakni  klaster
              ketenagakerjaan soal pesangon.

              Azis  mengklaim  perubahan    pesangon    dalam  klaster  Ketenagakerjaan  dilandasi  dengan
              kenyataan yang ada saat ini di masa pandemi. Para pelaku usaha mengalami gejolak ekonomi
              yang cukup terpuruk karena adanya  Covid 19  yang terjadi di belahan dunia.

              "Tentunya kita harus melihat dari berbagai sudut pandang yang ada, perubahan skala pesangon
              19  kali  gaji  ditambah  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  sebanyak  enam  kali  yang  dilakukan
              pengelolaannya oleh Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan dengan perhitungan dan melihat
              kondisi pandemi saat ini tentunya," ujar politikus Golkar itu.

              Ia mengharapkan para buruh dapat mengerti dan memahami kondisi saat ini. Jangan sampai
              pelaku usaha dan investor justru pergi meninggalkan Indonesia dan melirik negara lain.
              Dalam RUU Ciptaker klaster ketenagakerjaan ini juga ada kemajuan dimana upah minimun kota
              atau kabupaten bisa lebih besar dari upah minimum provinsi disesuaikan dengan pertumbuhan
              ekonomi, inflasi dan koefisiensi produktivitas. "Kalau pengusaha pergi dan dipersulit di masa
              pandemi saat ini, maka mereka akan berdampak cukup siginifikan dan berimbas pada minimnya
              lapangan pekerjaan nantinya," kata Azis.












































                                                           220
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226