Page 219 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 219

undangan. Menurutnya, buruh tidak akan pernah berhenti melawan sepanjang RUU Omnibus
              Law Ciptaker merugikan buruh dan rakyat kecil.
              Dalam kesempatan terpisah, Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) mendesak pembatalan
              pengesahan  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja.  Ketua  Kongres  Aliansi  Serikat  Buruh  Indonesia
              (KASBI)  Nining  Elitos  mengatakan,  rakyat  tidak  membutuhkan  RUU  Omnibus  Law  Ciptaker.
              ''Batalkan  seluruhnya.  Sidang  Paripurna  DPR  tidak  mengesahkan  dan  mengundangkan  RUU
              Ciptaker. Rakyat tidak membutuhkan Omnibus Law,'' tandas Nining. Dia meminta DPR bersama
              pemerintah lebih berpihak kepada rakyat dengan menghentikan aksi pemutusan hubungan kerja
              (PHK) dan perampasan hak-hak buruh pada massa pandemi Covid-19. DPR dan pemerintah juga
              harus  menghentikan  perampasan  dan  penggusuran  tanah  rakyat  serta menjalankan  reforma
              agraria yang sejati, menghentikan kriminalisasi aktivis dan pembungkaman demokrasi, mencabut
              UU Minerba, mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Masyarakat Adat, dan
              RUU Pekerja Rumah Tangga.

              Pihaknya  juga  meminta  DPR  fokus  mengawasi  penggunaan  anggaran  penanganan  pandemi
              Covid-19 dan dampak krisis ekonomi secara nasional dan sistematis. Sebelumnya, tujuh fraksi
              setuju  melanjutkan  pembahasan  RUU  Omibus  Law  Ciptaker  ke  Rapat  Paripurna  DPR,  Kamis
              (8/10) mendatang, sementara 2 fraksi lain menolak. Dua fraksi yang menyampaikan penolakan
              pengesahan RUU itu adalah Demokrat dan PKS. Sementara tujuh fraksi yang menyetujui RUU
              dibahas di tingkat selanjutnya adalah PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, Nasdem, PAN, dan
              PPP. Keputusan dalam Raker Pengambilan Keputusan Tingkat I RUU Omnibus Law Cipta Kerja
              di DPR, Sabtu (3/10) malam.
              Tarik Investasi  Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi
              mengungkapkan,  omnibus  law  dinilai  akan  menumbuhkan  investasi  sekaligus  menggerakkan
              pertumbuhan ekonomi dalam negeri. ''Fakta menunjukkan, banyak investor asing kurang tertarik
              menanamkan modal di Indonesia dan pergi ke negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam, Kamboja,
              dan Bangladesh,'' ujar Frans.

              Persoalan peraturan yang menyangkut investasi dalam negeri juga sangat memberatkan dan
              saling  tumpah  tindih  antara  pusat  dan  daerah.  Begitu  juga  antardepartemen  sehingga
              menyebabkan  ekonomi  biaya  tinggi.  ''Perizinan  memakan  waktu  lama  dan  Omnibus  law
              memangkas itu semua. Begitupun menyangkut UU ketenagakerjaan. Investor asing melihat UU
              Ketenagakerjaan  terlalu  memihak  buruh  sehingga  melupakan  produktivitas  dan  kompetensi
              tenaga kerja,'' imbuhnya.

              Frans  menilai,  aturan  mengenai  pesangon  32  bulan  gaji  menjadi  momok  orang  berinvestasi
              karena hanya ada di Indonesia. ''Saya optimistis, UU Omnibus Law yang akan disahkan bisa
              meningkatkan investasi secara signifikan di negara kita dan pertumbuhan ekonomi akan positif
              dan terus naik,'' tandasnya. (J14,cnn ind-41).





















                                                           218
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224