Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 47

kontroversial. Pengesahan diikuti demonstrasi masif di seluruh daerah oleh kelompok buruh dan
              pekerja.  Di  Ibu  Kota,  demonstrasi  mahasiswa  dan  buruh  disusupi  oleh  kelompok  lain  yang
              merusak  dan  membakar  fasilitas  umum  warga.  Sehingga  busalah  kita  katakan  pada  tempo-
              tempo ini, kelompok buruh dan pekerja serta pengusaha, tertimpa masalah bertubi-tubi.

              Masalah upah adalah masalah serius. Sudah ada jalur pembahasannya. Sudah ada pihak-pihak
              yang wajib dilibatkan. Ada pemerintah daerah, ada kelompok pengusaha, ada kelompok buruh
              pekerja yang duduk bersama dan memutuskan yang terbaik. Realitasnya, tidak bisa semua pihak
              puas. Namun, kita butuh keputusan yang disepakati dan ditaati.

              Bagi pekerja dan buruh, pagebluk Covid-19 adalah masa-masa penuh ketidakpastian. Mereka
              melihat  satu  demi  satu  perusahaan  kolaps.  Tidak  mampu  lagi  beroperasi  karena  produksi
              menurun akibat daya beli anjlok. Jutaan pekerja dan buruh sudah dirumahkan dan di-PHK. Dan
              bisa jadi jutaan pekerja lainnya, kini berada dalam situasi yang nyaris menjadi pengangguran.

              Kepada  mereka-mereka  itu,  yang  masih  bekerja,  pemerintah  sejak  Agustus  merilis  program
              bantuan tunai karyawan. Sementara itu, kepada para pengangguran, pemerintah merilis bantuan
              paket  prakerja  berupa  pelatihan  dan  upah  pelatihan.  Bantuan  ini  masih  terus  berjalan.  Kita
              berharap,  keuangan  pemerintah  masih  kuat  untuk  meneruskan  program  ini  sampai  kondisi
              pagebluk Covid-19 agak membaik.

              Kepada pebisnis, situasi tidak kalah runyam dan ruwet. Rontoknya daya beli akibat pembatasan
              aktivitas memang menjadi palu godam. Di satu sisi mereka dihadapi oleh anjloknya penjualan,
              di sisi lain ada kewajiban operasional yang harus dibayar, lalu di sisi yang lain, pebisnis harus
              pula tetap membayar tagihan utang perbankan. Dikepung dari berbagai sisi.

              Sejak Juli, ldta menyaksikan satu demi satu usaha gulung tikar. Berita tutup usaha, bangkrut,
              merumahkan karyawan, m-akin ke sini menjadi makin wajar. Sementara berbagai paket bantuan
              pemerintah, terutama dari sisi fiskal, seperti penundaan dan pemotongan pajak memang hanya
              bisa meringankan dampak. Yang diharapkan pebisnis adalah kembalinya daya beli konsumen.

              Imbauan pemerintah tidak menaikkan upah sudah pasti berdampak negatif pada daya beli para
              pekerja dan buruh. Dalam kondisi ini, mereka mengerem belanja, kecuali yang penting saja,
              sisanya mereka simpan ke dalam tabungan. Sedangkan pebisnis dihadapkan pada dilema besar.
              Menaikkan upah dalam kondisi seperti ini, pasti menambah beban operasional. Namun, di sisi
              lain, tidak menaikkan upah berarti daya beli buruh pekerja tertahan. Perbaikan daya beli belum
              akan teijadi.

              Inilah situasinya. Dalam kondisi pagebluk Covid-19 ini, kita mafhum, masalah pelik bisa menjadi
              krisis bilamana komunikasi macet. Inilah yang kita lihat berkali-kali dilakukan oleh pemerintah
              pusat soal UU Ciptaker kemarin. Dan inilah yang kita harap tidak terulang.

              Kita pun mengimbau kepada kelompok pengusaha, kelompok pekerja dan buruh, pemerintah
              daerah,  aparat  keamanan,  ke  depankan  komunikasi  yang  teduh.  Pihak-pihak  ini  agar
              mengeluarkan  pernyataan  yang  jelas,  menghindari  kerancuan,  apalagi  kontroversial,  dan
              menjaga situasi agar tidak bertambah buruk. Situasi ini membutuhkan musyawarah dan mufakat
              semua pihak. Bukan saling menyalahkan.












                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52