Page 147 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 147

Ringkasan

              Menteri  Ketenagakerjaan  (  Menaker  )  Ida  Fauziyah  menegaskan  UU  Cipta  Kerja  akan  tetap
              diimplementasikan pemerintah. Pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja memicu aksi demonstrasi
              di berbagai daerah.

              Menurut  Ida,  kalau  memang  ada  pihak  tetap  menolak  pasal-pasal  dalam  UU  Cipta  Kerja,
              sebaiknya  ditempuh  dengan  jalur  konstitusi  yakni  dengan  menggugatnya  ke  Mahkamah
              Konstitusi ( MK ).



              MENAKER KE PENDEMO UU CIPTA KERJA: KALAU TIDAK PUAS, BISA DIGUGAT KE
              MK!

              JAKARTA, - Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) Ida Fauziyah menegaskan UU Cipta Kerja akan
              tetap  diimplementasikan  pemerintah.  Pengesahan  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  memicu  aksi
              demonstrasi di berbagai daerah.

              Menurut  Ida,  kalau  memang  ada  pihak  tetap  menolak  pasal-pasal  dalam  UU  Cipta  Kerja,
              sebaiknya  ditempuh  dengan  jalur  konstitusi  yakni  dengan  menggugatnya  ke  Mahkamah
              Konstitusi ( MK ).

              "Bila  mungkin  masih  ada  ketidakpuasan  bisa  digugat  di  Mahkamah  Konstitusi.  Kami  sedang
              dalam tahap pemulihan ekonomi nasional, segala polemik mari kita sikapi dengan kepala dingin,"
              tegas Ida dilansir dari Antara, Minggu (25/10/2020).

              Ida juga meluruskan polemik soal isu karyawan kontrak seumur hidup di pasal UU Cipta Kerja.
              Di mana pemerintah menghapus pasal yang mengatur soal kontrak kerja PKWT maksimal hanya
              3 tahun di regulasi lama, UU Nomor 13 Tahun 2003.

              Menurut  politikus  Partai  Kebangkitan  Bangsa  (PKB)  ini,  soal  jangka  waktu  batasan  PKWT
              sebenarnya akan diatur dalam aturan turunan. Namun apakah batasan waktu lebih lama atau
              lebih pendek dari 3 tahun, masih akan dibahas secara tripartit.

              "Padahal,  dalam  UU  Cipta  Kerja  tidak  ada  ketentuan  yang  mengatur  hal  itu,  karena  batas
              maksimal  masa  kontrak  akan  diatur  dalam  peraturan  pemerintah,  bisa  lebih  cepat  menjadi
              pekerja tetap, atau bisa juga lebih lambat," kata Ida.

              Pekerja kontrak korban PHK dapat kompensasi Selain itu, tak banyak perubahan dalam UU Cipta
              Kerja terkait regulasi PKWT. Dia mengklaim, Omnibus Law Cipta Kerja justru menjamin buruh
              kontrak agar lebih sejahtera sebagaimana pekerja dengan status karyawan tetap.

              Dalam UU Cipta Kerja, pekerja kontrak yang menjadi korban PHK akan mendapatkan kompensasi
              yang sebelumnya tidak dicantumkan di UU Ketenagakerjaan.

              "Semua  ketentuan  perjanjian  kerja  waktu  tertentu  (PKWT)  dalam  UU  13  tahun  2003  sama
              dengan yang di Omnibuslaw. Bahkan, UU Cipta Kerja diatur perlindungan kepada pekerja kontrak
              harus sama dengan ketentuan pekerja tetap, yakni berhak mendapatkan kompensasi bila selesai
              kontraknya," kata Ida.

              Sebelumnya Ida beralasan, dihapuskannya Pasal 59 yang mengatur batas waktu karena UU Cipta
              Kerja menganut fleksibilitas. Hal itu juga sudah lazim diterapkan di negara lain.

              "Kita  belajar  dari  beberapa  negara.  Jika  hal  itu  diatur  di  undang-undang,  tidak  akan  ada
              fleksibilitas pengaturan. Persoalan ini tidak sederhana ketika dinamika tenaga kerja tinggi," kata
              Ida dikutip dari Harian Kompas.
                                                           146
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152