Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 220

KSPI: DPR BERKHIANAT KEPADA BURUH TIDAK PATUHI KESEPAKATAN

              Wakil Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Iswan Abdullah mengatakan sempat
              memiliki kesepakatan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai Undang-undang (UU)
              Omnibuslaw Cipta Kerja.

              "Yang pertama Undang-undang ini (Omnibuslaw Cipta Kerja dari awal tidak pernah melibatkan
              serikat buruh," kata Iswan dalam diskusi virtual, Kamis (8/10/2020).

              Menurut Iswan serikat buruh tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan. Maka UU Omnibuslaw
              Cipta Kerja murni atas aspirasi dari kalangan pengusaha saja.

              "UU ini murni dibikin dan dibuat atau di-drafting oleh sekelompok elite pengusaha di Indonesia,"
              tutur Iswan.

              Menurut Iswan, Presiden KSPI Said Iqbal sempat dimasukkan ke dalam tim teknis yang dibentuk
              Kementerian Ketenagakerjaan.

              Namun, konsep yang disampaikan  KSPI  bersama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh
              Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) ditolak.

              "Masukan kami ditolak pemerintah dan ditolak dari APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia),"
              katanya.
              Akhirnya, kata Iswan,  KSPI  ke luar dari tim teknis bentukan Kementerian Ketenagakerjaan.

              Hingga pada 20 dan 21 Agustus 2020, pimpinan DPR mengajak serikat buruh untuk melakukan
              perumusan di Hotel Mulia.

              "Yang intinya adalah serikat buruh meminta kalau Omnibuslaw dibahas maka kami minta dicabut
              klaster  ketenagakerjaan.  Kemudian  kalau  dibahas  kami  minta  tidak  boleh  mereduksi  atau
              mengurangi  nilai-nilai,  muatan-muatan  dalam  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan. 7 fraksi saat itu menerima," tutur Iswan.

              Selain itu, kalau pun UU Omnibuslaw Cipta Kerja tetap dibahas, serikat buruh meminta yang
              diatur adalah yang tidak tercantum di UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
              "Semisal  bagaimana  kita  harus  merespon  perubahan  industri  terutama  sangat  erat  dengan
              digitalisasi,  peningkatan  kompetensi,  produktivitas  termasuk  pengawasan  boleh  diatur. Tidak
              mengganggu UU 13 tahun 2003, itu kesepahamannya," tuturnya.

              Namun, kesepahaman antar serikat buruh dengan DPR itu, tak diikuti. Hingga akhirnya RUU
              Omnibuslaw Cipta Kerja disahkan.

              Konsep Omnibuslaw Cipta Kerja yang ada saat ini adalah konsep sepihak dari pengusaha tanpa
              melibatkan serikat buruh.

              "Ternyata kesepahaman dikhianati oleh DPR RI dengan berbagai alasan. DPR RI berkhianat,
              diduga kuat mereka tidak memiliki nurani, hati bahkan tidak mengerti untuk apa negara kita
              dimerdekakan," kata Iswan.










                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225