Page 143 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 143

Anton  berpendapat  bahwa  kesepakatan  bipartit  atau  kesepakatan  dua  pihak  secara  khusus
              antara pemberi kerja dan penerima kerja masih menjadi solusi yang cukup adil. "Siapa yang
              paling tahu kondisi perusahaan jika bukan karyawan dan manajemen itu sendiri. Biarkan saja
              mereka berunding. Kecuali jika ada perusahaan yang moral hazard-nya jelek. Misalnya mampu,
              tapi tidak mau membayar sesuai aturan. Nah, itu biar karyawannya yang bersikap," pungkasnya.

              Terpisah,  Direktur  Eksekutif  INDEF,  Tauhid  Ahmad  menuturkan,  tak  seluruh  sektor
              memungkinkan untuk membayar THR lunas. Hal itu didasarkan pada kinerja beberapa sektor
              yang belum sepenuhnya pulih. "Yang memungkinkan misalnya sektor telekomunikasi, sebagian
              mamin, jasa kesehatan, sebagian di pendidikan juga saya rasa masih mampu. Industri dan di
              beberapa sektor lain belum pulih. Misalnya industri, angkutan, hotel, dan restoran juga belum
              bisa," ujarnya.

              Tauhid menjelaskan, THR adalah kewajiban, namun perlu juga dipikirkan kondisi jangka panjang
              yang akan dihadapi, jika perusahaan merasa kesulitan karena bisnisya belum pulih, tentu harus
              ada win win solutions dari pelaku usaha dan karyawan.

              Win win solutions bukan berarti meniadakan THR, namun lebih kepada mekanisme pembayaran
              THR yang barangkali bisa dicicil. "Atau dibayarkan sampai pengusaha itu mampu. Paling tidak
              dalam beberapa waktu terdekat," katanya.

              Kebijakan itu semestinya bisa dipertimbangkan agar sustainability perusahaan juga bisa long
              term, sehingga negosiasi sangat mungkin dilakukan oleh kedua belah pihak. Kendati demikian,
              dia menekankan bahwa perusahaan tetap wajib membayarkan THR pada seluruh karyawannya.

              Tauhid melanjutkan, perbaikan ekonomi bisa saja terjadi di momen Ramadan dan Idul Fitri 2021.
              Meski dia memproyeksi tak akan banyak perubahan jika dibandingkan dengan momen Ramadan
              dan Lebaran tahun lalu. "Karena kalau kita lihat daya beli juga masih tertekan Itu tercermin dari
              inflasi 1,37 persennya pada Maret itu masih rendah. Kalau sekitar 2 persen bisa, tapi kalau masih
              segitu, ya belum pulih. Mungkin saja ada kenaikan daya beli, tapi tentu belum bisa menyamai
              kondisi normal, apalagi masih ada pandemi," urainya.(mia/ agf/dee)





































                                                           142
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148