Page 45 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 45

Title          PEMERINTAH SALAH KETIK RUU OMNIBUS LAW, SAID DIDU: BERHENTI BERBOHONG!
               Media Name     viva.co.id
               Pub. Date      19 Februari 2020
                              https://www.viva.co.id/berita/nasional/1200493-pemerintah-salah-ketik- ruu-omnibus-
               Page/URL
                              law-said-didu-berhenti-berbohong
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative








               Draft Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja menuai kritik dari
               berbagai kalangan, di antaranya terkait kewenangan Presiden Republik Indonesia
               bisa mengubah ketentuan dalam UU Omnibus Law dengan Peraturan Pemerintah
               (PP).

               Dalam draft RUU Omnibus Law Cipta Kerja, tertulis pada BAB XIII Ketentuan Lain-
               lain bahwa Pasal 170 Ayat (1) dituliskan dalam rangka percepatan pelaksanaan
               kebijakan strategis cipta kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
               berdasarkan Undang-Undang ini Pemerintah Pusat berwenang mengubah ketentuan
               dalam Undang-Undang ini dan/atau mengubah ketentuan dalam Undang-Undang
               yang tidak diubah dalam Undang-Undang ini.

               Pada Ayat (2), disebutkan bahwa perubahan ketentuan sebagaimana dimaksud
               pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dan, Ayat (3) dituliskan bahwa
               dalam rangka penetapan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat
               (2), Pemerintah Pusat dapat berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan
               Rakyat Republik Indonesia.

               Kemudian Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD
               mengakui dalam Pasal 170 Omnibus Law Cipta Kerja ini ada kesalahan redaksional.

               "Ya salah ketik sebenarnya, artinya harus diakui keliru," kata Mahfud seperti dilansir
               news Selasa, 18 Februari 2020.

               Namun, alasan pemerintah yang salah ketik itu langsung dikritik. Sebab, tidak
               masuk akal apabila pemerintah salah ketik sampai satu pasal dalam RUU Omnibus
               Law Cipta Kerja.

               "Mana ada ceritanya salah ketik sampai 1 Pasal 3 ayat. Kalau tadi 1 kata, okelah! Isi
               dari Ayat 1 sampai 3 sistematis lagi, saling berkaitan. Akui sajalah sejak awal niat
               kalian ya maunya seperti bunyi Pasal 170 ini. Biar bisa suka-suka. Kacau Pasal 170
               Ayat 3 ini," kata Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon melalui akun
               Twitternya.

               Menurut dia, biasanya bus yang benar itu selalu mengantarkan semua
               penumpangnya dengan baik dan selamat. Tapi, berbeda dengan draft RUU Omnibus




                                                       Page 44 of 185.
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50