Page 234 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 234

ASOSIASI PENGUSAHA SINDIR ADANYA KEPENTINGAN POLITIK DI BALIK REVISI
              UMP DKI
              Sejumlah perwakilan dari asosiasi pengusaha menyindir adanya dugaan kepentingan politik di
              balik revisi upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2022.

              "Apakah revisi ini ada sangkut pautnya dengan kepentingan politik? Oh jelas. Itu jelas," kata
              Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan Adi Mahfudz dalam konferensi pers
              daring di Jakarta, Senin.

              Terlebih,  lanjut  Adi,  Anies  Baswedan  beberapa  waktu  sebelumnya  menyurati  Menteri
              Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  agar  mengubah  formulasi  perhitungan  upah  minimum  DKI
              Jakarta.

              "Padahal  tidak  ada  korelasinya.  Kalau  mau  minta  perbaikan  formula  itu  karena  itu  PP  yang
              ditanda tangani Presiden, langsung saja ke Pak Presiden, kira-kira begitu," katanya.

              Adi menilai dampak revisi UMP DKI Jakarta tahun 2022 dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen atau
              naik Rp225.667 dari UMP 2021, sangat membingungkan kalangan pengusaha.

              Pasalnya, masih menurut dia, hitungan rencana bisnis akan jadi tidak karuan karena kebijakan
              yang berubah-ubah.

              "Investor  dan  kami  sebagai  pelaku  usaha  itu  satu  kata  kuncinya,  kepastian  hukum  dari
              pemerintah. Kepastian itu tidak berubah-ubah, maksudnya.

              Lha ini Pak Anies berubah-ubah," katanya.

              Adi  mengatakan  mekanisme  penentuan  upah  minimum  provinsi  harus  dilakukan  melalui
              mekanisme  tripartit  yaitu  antara  pemerintah,  pengusaha  dan  pekerja  yang  di  dalamnya  ada
              unsur akademisi dan pakar.

              Kalangan  pengusaha  pun,  lanjut  dia,  hanya  akan  menerima  penetapan  UMP  sebelum  revisi
              karena ditetapkan melalui mekanisme yang sesuai aturan.


              "Penetapan UMP pertama yang deadline sebelum 21 November itu sudah melalui mekanisme
              yang ada. Pas, sah, kami bisa terima. Tapi kok ada jilid kedua. Jangan-jangan nanti mendekati
              2024  ada  jilid  10  mungkin.  Itu  yang  kami  khawatirkan,  kan  tidak  karu-karuan.  Yang  kami
              persoalkan adalah mekanisme yang tidak benar dilakukan Pak Anies," katanya.

              Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi
              Sukamdani menyampaikan bahwa revisi UMP DKI Jakarta tahun 2022 telah melanggar regulasi
              pengupahan yang ada.

              Menurut dia, pelanggaran tersebut akan jadi catatan buruk bagi Anies Baswedan yang sudah
              masuk berbagai bursa calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

              "Ini strong message untuk Pak Gubernur. Ini melanggar lho. Dia sebagai gubernur harusnya
              paham sekali, melanggar ya jadi catatan tersendiri. Apalagi kalau mau nyapres. Jadi catatan,"
              ucap Hariyadi.








                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239