Page 284 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 284

Dalam keterangannya di Balai Kota Jakarta pada hari Senin, 20 Desember 2021, Anies Baswedan
              meminta semua pihak untuk menyikapi revisi UMP DKI Jakarta tersebut dengan objektik.
              Anies Baswedan menuturkan bahwa keputusan untuk menaikan UMP DKI Jakarta 2022 sebesar
              5,1  persen  dari  yang  semula  0,8  persen  itu,  didasarkan  pada  ekonomi  yang  sudah  mulai
              bergerak.

              "Cobalah objektif, tahun lalu dalam situasi sulit saja 3,3 persen. Tahun ini ekonominya sudah
              bergerak masak kita masih mengatakan 0,8 persen itu sebagai angka yang pas. Ini akal sehat
              saja," kata Anies Baswedan Senin, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

              Lebih lanjut, Anies pun mengatakan bahwa sebelum menetapkan UMP 2022 naik 5,1 persen atau
              nominalnya  naik  Rp225.667  menjadi  Rp4.641.854,  Pemprov  DKI  Jakarta  telah  melakukan
              pengkajian ulang.

              Kenaikan UMP 2022 ini, ujarnya, lebih besar dari UMP 2021 mencapai Rp4.416.186 dan juga
              lebih besar dari yang ditetapkan sebelumnya untuk UMP 2022 sebesar Rp37.749.

              Ia  menambahkan,  revisi  UMP  2022  yang  naik  itu  juga  didasarkan  pada  indikator  inflasi  dan
              pertumbuhan ekonomi.

              "Jadi  rasa  keadilan  jelas  terganggu,  karena  itulah  kita  kaji,  sehingga  akhirnya  keluar  angka
              tersebut.  Dari  inflasi  dan  dari  pertumbuhan.  Dari  situ  kemudian  keluar  angka  5,1  persen,"
              imbuhnya.
              Sebagaimana  diketahui  sebelumnya,  pada  Sabtu,  18  Desember  2021,  Anies  merevisi  UMP
              tersebut  berdasarkan  kajian  Bank  Indonesia  yang  memproyeksikan  pertumbuhan  ekonomi
              Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.

              Anies  menjelaskan  keputusan  itu  juga  didasari  atas  kajian  ulang  dan  pembahasan  kembali
              bersama semua pemangku kepentingan terkait, serta dengan semangat kehati-hatian di tengah
              mulai bergeraknya laju ekonomi di Jakarta.

              Gubernur Anies menegaskan bahwa keputusan menaikkan UMP DKI Jakarta menjunjung asas
              keadilan bagi pihak pekerja, perusahaan dan pemprov DKI.

              Sementara  itu,  Asosiasi Pengusaha  Indonesia  (Apindo) bersama  Kamar Dagang  dan  Industri
              Indonesia (Kadin) meminta Mendagri dan Menaker untuk memberikan sanksi kepada Anies atas
              revisi UMP DKI Jakarta tersebut.

              Ketua  Umum  Apindo  Hariyadi  Sukamdani  menuturkan  bahwa  permintaan  pemberian  sanksi
              terhadap Anies itu karena dinilai telah melawan hukum regulasi ketenagakerjaan.

              "Apindo  bersama  Kadin,  meminta  Kementerian  Ketenagakerjaan  untuk  memberikan  sanksi
              kepada kepala daerah yang telah melawan hukum regulasi ketenagakerjaan, terutama dalam
              hal pengupahan," kata Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers Senin.
              Haryadi  mengungkapkan  bahwa  hal  itu  berpotensi  menimbulkan  iklim  tidak  kondusif  bagi
              hubungan industrial dan perekonomian nasional.***.










                                                           283
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289