Page 412 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 412

DIDUKUNG PEKERJA, DITENTANG PUSAT

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022
              DKI Jakarta dari hanya 0,85% (Rp37.749) menjadi 5,1% (Rp225.667). Hal itu didukung pekerja
              dan ekonom, tetapi disayangkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).

              Kalangan  pekerja  menilai  keputusan  Anies  merevisi  kenaikan  UMP  sesuai  ketentuan  dalam
              Undang-Undang (UU) No. 11/2020 tentang Cipta Kerja. Meski tidak memakai 10 data dalam
              penghitungan  UMP  sebagaimana  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  No.  36/2021  tentang
              Pengupahan, langkah tersebut tidak serta-merta melanggar regulasi.

              Mengacu pada Pasal 88C Bab IV Ketenagakerjaan UU Cipta Kerja, Sekretaris Jenderal Organisasi
              Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar  mengatakan  penetapan  UMP  merupakan
              kewajiban  gubernur.  Pasal  88C  ayat  (3)  secara  spesifik  juga  menyebutkan  bahwa  UMP
              ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan.

              "Ini  artinya  seluruh  gubernur  termasuk  Gubernur  DKI  memiliki  kewenangan  penuh  untuk
              menetapkan  UMP.  Dengan  kewenangan  ini,  maka  Gubernur  DKI  dapat  merevisi  keputusan
              penetapan  UMP  2022  di  DKI  yang  sebelumnya  hanya  naik  0,85  %,"  kata  Timboel,  Minggu
              (19/12/2021).

              Lebih lanjut, Pasal 26 ayat (2) dalam PP No. 36/2021 tentang Pengupahan mengamanatkan
              penyesuaian upah nilai minimum ditetapkan pada rentang nilai tertentu di antara batas atas dan
              batas bawah upah minimum pada wilayah yang bersangkutan. Timboel mengatakan UMP DKI
              Jakarta saat ini masih berada dalam rentang nilai batas atas dan batas bawah.

              Dengan nilai rata-rata konsumsi per kapita di DKI Rp2,33 juta, rata-rata jumlah anggota keluarga
              di DKI sebanyak 3,43 orang, dan rata-rata jumlah anggota keluarga yang bekerja sebanyak 1,44
              orang,  nilai  batas  atas UMP  DKI  adalah Rp5.565.244/bulan.  Sedangkan  batas bawah  adalah
              Rp2.782.622/bulan.
              "Jika Gubernur DKI menetapkan kenaika UMP DKI 2022 sebesar 5,1% menjadi Rp4.641.854,
              maka nilai tersebut masih dalam rentang yang diamanatkan PP No. 3 tersebut," jelasnya.

              Timboel mengatakan penyesuaian kenaikan UMP DKI Jakarta 2022 di angka 5,1 % merupakan
              nilai yang adil, baik bagi pekerja maupun pengusaha. Kenaikan UMP yang berada di atas nilai
              inflasi, kata dia, bakal menjaga daya beli pekerja karena upah riil pekerja tidak tergerus.

              "Ini  artinya  daya  beli  pekerja  akan  meningkat.  Daya  beli  yang  meningkat  akan  mendorong
              konsumsi sehingga pergerakan barang dan jasa akan lebih cepat lagi. Konsumsi pekerja akan
              sangat mendukung konsumsi agregat," kata Timboel.

              Menjaga Daya Beli
              Pandangan  senada  juga  disampaikan  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance
              (Indef). Revisi UMP Jakarta 2022 dinilai sebagai salah satu cara untuk menjaga daya beli pekerja.
              Kenaikan upah yang lebih rendah daripada tingkat inflasi bisa menggerus upah riil masyarakat.

              "Kenaikan ini setidaknya cukup relevan dengan upaya antisipasi inflasi tahun depan. Artinya jika
              inflasi  terjadi  kurang  lebih  sekitar  2  persen,  setidaknya  upah  riil  bisa  dipertahankan  untuk
              menjaga daya beli," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance
              (Indef) Tauhid Ahmad, Minggu.
              Sebaliknya, Kemenaker menyesalkan langkah Pemprov DKI Jakarta merevisi kenaikan UMP 2022.
              Kementerian itu ngotot terus menjalankan ketentuan terbaru dalam penetapan UMP.


                                                           411
   407   408   409   410   411   412   413   414   415   416   417