Page 393 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 393

PENJELASAN PRESIDEN JOKOWI SOAL UU CIPTA KERJA, UNGKAP TUJUAN
              SEKALIGUS KLARIFIKASI YANG TAK BENAR
              UU Cipta Kerja menuai protes. Gelombang  unjuk rasa  pun digelar sebagai bentuk penolakan
              terhadap undang-undang tersebut.

              Terkait hal itu,  Presiden Joko Widodo  (Jokowi) menegaskan secara umum  UU Cipta Kerja
              bertujuan untuk melakukan reformasi struktural dan mempercepat transformasi  ekonomi  .

              Presiden    Jokowi    menyampaikan  itu  pagi  tadi  setelah  memimpin  rapat  terbatas  bersama
              jajarannya untuk membahas Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

              "Pagi tadi saya telah memimpin rapat terbatas secara virtual tentang Undang-Undang Cipta Kerja
              bersama jajaran pemerintah dan para gubernur. Dalam Undang-Undang tersebut terdapat 11
              klaster yang secara umum bertujuan untuk melakukan reformasi struktural dan mempercepat
              transformasi ekonomi," kata Presiden dalam keterangan resmi di Istana Kepresidenan Bogor,
              Jawa Barat, pada Jumat (9/10/2020).

              Adapun kesebelas klaster tersebut yaitu urusan penyederhanaan perizinan, urusan persyaratan
              investasi,  urusan  ketenagakerjaan,  urusan  pengadaan  lahan,  urusan  kemudahan  berusaha,
              urusan dukungan riset dan inovasi, urusan administrasi pemerintahan, urusan pengeaan sanksi,
              urusan  kemudahan,  pemberdayaan,  dan  perlindungan  UMKM,  urusan  investasi  dan  proyek
              pemerintah, serta urusan kawasan ekonomi.

              Kepala Negara juga menjelaskan bahwa  UU Cipta Kerja  disusun untuk memenuhi kebutuhan
              atas lapangan kerja baru yang sangat mendesak.

              Menurutnya, setiap tahun ada sekitar 2,9 juta penduduk usia kerja baru yang masuk ke pasar
              kerja.
              Apalagi di tengah pandemi, terdapat kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta pekerja
              terdampak pandemi Covid-19.

              "Sebanyak 87 persen dari total penduduk bekerja, memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA ke
              bawah, di mana 39 persen berpendidikan sekolah dasar, sehingga perlu mendorong penciptaan
              lapangan kerja baru, khususnya di sektor padat karya.

              Jadi UU Cipta Kerja bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi para
              pencari kerja serta pengangguran," jelasnya.

              Namun demikian, Presiden melihat adanya  unjuk rasa  penolakan  UU Cipta Kerja  , yang pada
              dasarnya  dilatarbelakangi  oleh  disinformasi  mengenai  substansi  dari  undang-undang  ini  dan
              hoaks di media sosial. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Kepala Negara hendak meluruskan
              beberapa disinformasi tersebut.

              Presiden mengambil contoh adanya informasi yang menyebutkan tentang penghapusan UMP
              (Upah Minimum Provinsi), UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota), dan UMSP (Upah Minimum
              Sektoral Provinsi).

              "Hal ini tidak benar, karena faktanya adalah Upah Minimum Regional (UMR) tetap ada," tegas
              Presiden.
              Selain itu, ada juga kabar yang menyebutkan bahwa upah minimum dihitung per jam. Dengan
              tegas Presiden menyatakan bahwa hal tersebut juga tidak benar.

              "Tidak ada perubahan dengan sistem yang sekarang, upah bisa dihitung berdasarkan waktu dan
              berdasarkan hasil," imbuhnya.
                                                           392
   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397   398