Page 413 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 413

"Jadi kalau masih ada yang tidak puas dan menolak silakan ke MK," kata dia.

              Dia mengaku telah memimpin rapat terbatas secara virtual pada Jumat (9/10) dengan jajarannya
              termasuk  para  menteri  dan  gubernur  untuk  membahas  tentang  UU  Cipta  Kerja  yang
              menimbulkan polemik di masyarakat setelah disetujui.

              Adapun  klaster  tersebut  adalah  penyederhanaan  perizinan;  persyaratan  investasi;
              ketenagakerjaan; urusan pengadaan lahan; kemudahan berusaha; dukungan riset dan inovasi;
              administrasi pemerintahan; pengenaan sanksi; kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan
              UMKM; urusan investasi dan proyek pemerintah; dan kawasan ekonomi.

              Persetujuan  RUU  Cipta  Kerja  dalam  rapat  paripurna  DPR,  Senin  (5/10/2020),    mendapat
              penolakan  dari  berbagai  elemen  masyarakat,  terutama  dari  kalangan  serikat  buruh.  Selain
              menolak, tuntutan buruh meminta Presiden mengeluarkan Perppu untuk membatalkan UU "Sapu
              Jagat"  ini.  Alhasil,  berbagai  organisasi  serikat  pekerja  didukung  elemen  masyarakat  lain
              menggelar aksi nasional sejak Selasa-Kamis (6-8/10). Puncaknya, pada Kamis (8/10/) kemarin,
              aksi unjuk rasa digelar di Jakarta dan sejumlah daerah yang sebagian diwarnai aksi anarkis.

              Presiden melanjutkan aturan turunan berupa Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden
              (Perpres) terkait UU Cipta Kerja ini akan diselesaikan paling lambat 3 bulan setelah diundangkan.

              "Jadi setelah ini akan muncul PP dan Perpres yang akan kita selesaikan paling lambat tiga bulan
              setelah diundangkan," kata Presiden Jokowi.

              Ia menegaskan UU Cipta Kerja memerlukan banyak sekali PP dan Perpres.

              Untuk  itu,  ia  membuka  berbagai  usulan  dari  seluruh  lapisan  masyarakat  terkait  penyusunan
              aturan turunan tersebut. "Kami terbuka usulan masyarakat dan terbuka dari daerah," ujarnya.










































                                                           412
   408   409   410   411   412   413   414   415   416   417   418