Page 437 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 437

ANGGOTA DPR: PEMERINTAH-BALEG SUDAH LIBATKAN BURUH BAHAS UU
              CIPTAKER
              Omnibus Law Undang Undang Cipta Kerja  atau Ciptaker menuai penolakan dari elemen pekerja
              karena  dinilai  tak  adil.  Anggota  DPR  dari  lintas  fraksi  yang  propemerintah  pun  memberikan
              klarifikasi penjelasan.

              Anggota  DPR dari  Fraksi  Golkar,  Maman  Abdurrahman,  mengatakan,  pemerintah  dan  Badan
              Legislasi (Baleg) DPR sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan banyak  stakeholder
              dalam penggodokan undang-undang tersebut.

              Maman menyebut proses UU Ciptaker sudah melewati proses jalan panjang. Menurutnya, sejak
              pertama kali dibahas pada 20 Februari 2020, yang kemudian diketuk dalam paripurna di DPR,
              pada Senin, 5 Oktober 202.

              "  Omnibus Law  sudah melalui berbagai tahapan sesuai aturan pembuatan undang-undang. Jadi
              ini  merupakan  keinginan  Presiden  Jokowi  yang  sudah  disampaikan  sejak  tahun  lalu,"  kata
              Maman, dalam keterangannya, Jumat, 9 Oktober 2020.

              Dia  menjelaskan,  dalam  prosesnya,  pemerintah  dan  Baleg  DPR  sudah  mengundang  serta
              bertemu dengan  stakeholder  perburuhan. Menurutnya, Presiden Jokowi juga sudah dua kali
              bertemu dengan perwakilan pekerja atau buruh.

              Kemudian, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga sudah bertemu dengan kalangan buruh
              sebanyak tiga kali. "Artinya, pemerintah sudah berusaha untuk menerima masukan dari berbagai
              pihak berkali-kali," tutur anggota Komisi VII DPR itu.

              Pun, ia menyebut Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, sudah melakukan pertemuan sebanyak
              14 kali dengan kalangan buruh. Pertemuan ini untuk mendengarkan masukan dari buruh dan
              pekerja.

              Namun, memang pada pertemuan pertama, perwakilan dari buruh seperti Said Iqbal dan Andi
              Gani Nena Wea memilih untuk  walk out  .

              "Jadi,  adanya  anggapan    stakeholders    tidak  dilibatkan  dalam  proses  pembentukan  dan
              pembahasan RUU Cipta Kerja, tidak benar," ujarnya.

              Untuk Baleg DPR, ia mengatakan, pertemuan secara formal sudah dilakukan sebanyak satu kali.
              Hal ini diperkuat pertemuan informal yang dilakukan masing-masing fraksi dengan intensitas
              beberapa kali.

              "Ini menunjukkan niat pemerintah dan DPR untuk mendengarkan suara rakyat, suara buruh
              lewat perwakilan mereka," sebut Maman.

              Meski demikian, ia coba memahami hebohnya penolakan UU Ciptaker. Pertama, kecenderungan
              psikologis setiap manusia pasti cenderung reaktif bila menerima sesuatu yang baru. Kemudian,
              yang  kedua,  dalam  UU  Ciptaker  itu  terdapat  beberapa  klaster  yaitu  pertanahan,  pertanian,
              energi, dan ketenagakerjaan.

              Namun, ia menekankan, pembahasan UU ini sudah dilakukan sebanyak 64 kali. Kata dia, DPR
              dan pemerintah berupaya terbuka dalam pembahasannya. Salah satu upaya tersebut dengan
              merekam dan menyebarluaskan secara digital melalui  YouTube  dan  Facebook  .

              "Ini membuktikan jika pertemuan dan rapat-rapat yang digelar berlangsung secara terbuka dan
              tidak ada yang ditutupi. Semua jejak digitalnya ada sehingga bisa dilacak," tutur Maman. (art).


                                                           436
   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442