Page 541 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 541

Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berusaha meyakinkan lagi
              bahwa UU Ciptaker tak memberi efek negatif bagi lingkungan. Siti mengatakan izin lingkungan
              sebagai syarat izin usaha tidak dihapus, tapi dimasukkan dalam perizinan berusaha seperti revisi
              Pasal 1 UU 32/2009.

              Meski pasal gugatan PTUN untuk pembatalan izin dihapus, ia menyatakan perizinan berusaha
              tetap  dapat  dibatalkan  dengan  sejumlah  syarat  seperti  cacat  hukum,  keliru,  sampai  ada
              ketidakbenaran data seperti revisi pasal 37.

              Politikus Partai Nasdem itu menjelaskan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) tetap
              dipertahankan seperti revisi pasal 24. Hanya proses penerbitan Amdal diubah melalui lembaga
              bentukan pusat karena proses di daerah berjalan lamban dan pemerintah tidak mau perizinan
              jadi terlambat.

              Amdal  pun  diberikan  secara  "berproses"  dengan  memperhatikan  NSPK  (norma,  standar,
              prosedur, dan kriteria).
              Siti  juga  menyatakan  UU  Ciptaker  tidak  melonggarkan  sanksi  pelanggaran  lingkungan  tetapi
              berprinsip    ultimum  remedium,    yaitu  mengedepankan  sanksi  administratif  dalam  rangka
              pembinaan alih-alih pidana seperti tambahan pasal 82A, 82B, dan 82C.

              "Tidak benar bahwa dikatakan UU ini melemahkan perlindungan lingkungan," ucap Siti.

              Sayangnya, seperti Ida, tetap ada yang luput dari pembelaan Siti. UU Ciptaker menghapus pasal
              38 dan 93 UU 32/2009 yang mengatur pembatalan melalui PTUN dan tidak menyediakan pasal
              pengganti agar masyarakat dapat menggugat.

              UU Ciptaker juga membatasi peran masyarakat dalam Amdal hanya yang terdampak langsung
              seperti revisi pasal 25 huruf c dan pasal 26 ayat (2). Kenyataannya, dampak lingkungan bisa
              dirasakan warga lain bermil-mil jauhnya dari lokasi pencemaran atau operasi bisnis.

              Keterlibatan penggiat lingkungan pun hanya dibatasi pada yang terdampak langsung sehingga
              akan membatasi ruang advokasi.

              Sanksi administratif yang disebutkan Siti juga diduga bermasalah. Sebab sanksi pidana baru
              dapat dijatuhkan bila operasi menimbulkan masalah kesehatan dan korban luka/kematian seperti
              revisi pasal 109 dan Pasal 82B.

              Di dalam acara itu masih ada Menteri Hukum dan HAM, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR),
              Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, dan Menteri Perindustrian
              serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan dan
              Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang hadir virtual.

              Penjelasan para menteri demi menenangkan publik ternyata tidak menyurutkan aksi penolakan
              UU  Ciptaker.  Kamis  (8/10/2020),  aksi  tolak  UU  Ciptaker  tetap  membara  di  berbagai  kota,
              termasuk Jakarta.

              Di tengah kekecewaan masyarakat itu, orang nomor 1 Indonesia justru mengarahkan perhatian
              pada urusan lain. Presiden Joko Widodo meninggalkan ibu kota demi memantau  food estate  di
              Kalimantan Tengah..









                                                           540
   536   537   538   539   540   541   542   543   544   545   546