Page 545 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 545

neutral  -  Feri  Amsari  (Ahli  hukum  tata  negara  pada  Universitas  Andalas)  Kalau  mereka
              mengatakan apa yang mereka setujui bersama kemarin belum final, ya berarti bukan persetujuan
              bersama

              neutral - Feri Amsari (Ahli hukum tata negara pada Universitas Andalas) (Harusnya di) tahap
              pembahasan  dong,  ketika  mereka  membahas,  'Oh  ini  ada  typo  nih,  perbaiki',  masa  sudah
              disetujui di paripurna ada juga yang salah-salah?

              negative - Didi Irawadi Syamsuddin (anggota DPR Anggota Komisi XI DPR RI) Sudah tiga periode
              saya jadi anggota DPR RI . Baru kali ini saya punya pengalaman yang tidak terduga. Pimpinan
              DPR telah mengesahkan RUU yang sesat dan cacat prosedur

              negative  -  Didi  Irawadi  Syamsuddin  (anggota  DPR  Anggota  Komisi  XI  DPR  RI)  Tidak  ada
              selembar  pun  naskah  RUU  terkait  Ciptaker  yang  dibagikan  saat  rapat  paripurna  tanggal  5
              Oktober 2020 tersebut

              neutral - Didi Irawadi Syamsuddin (anggota DPR Anggota Komisi XI DPR RI) Jadi pertanyaannya,
              sesungguhnya RUU apa yang telah diketok palu kemarin tanggal 5 Oktober 2020 itu? Harusnya
              sebelum palu keputusan diketok, naskah RUU Ciptaker sudah bisa dilihat dan dibaca oleh kami
              semua

              positive - Didi Irawadi Syamsuddin (anggota DPR Anggota Komisi XI DPR RI) Dalam forum rapat
              tertinggi ini, adalah wajib semua yang hadir diberikan naskah RUU tersebut. Jangankan yang
              hadir secara fisik, yang hadir secara virtual pun harus diberikan

              negative - Didi Irawadi Syamsuddin (anggota DPR Anggota Komisi XI DPR RI) Sungguh ironis
              RUU  Ciptaker  yang begitu  sangat  penting.  Tidak  selembar  pun  ada  di meja  kami.  Harusnya
              pimpinan  DPR  memastikan  dulu  bahwa  RUU  yang  begitu  sangat  penting  dan  krusial  yang
              berdampak  pada  nasib  buruh,  pekerja,  UMKM,  lingkungan  hidup  dan  lain-laik  sudah  ada  di
              tangan seluruh anggota DPR, baik yang fisik dan virtual
              negative - Didi Irawadi Syamsuddin (anggota DPR Anggota Komisi XI DPR RI) Ada apa gerangan
              ini? Sungguh tidak etis untuk sebuah RUU sepenting dan krusial ini. Padahal sudah dijadwal
              sebelumnya  akan  dilakukan  pada  tgl  8  Oktober  2020.  Tiba-tiba  menjadi  5  Oktober,  tanpa
              informasi yang cukup dan memadai. Sehingga rapat itu menjadi rapat yang dadakan, tergesa-
              gesa dan dipaksakan

              negative - Hidayat Nur Wahid (Anggota Komisi VIII  DPR RI  Fraksi Partai Keadilan Sejahtera)
              Pembahasan  RUU  ini  sangat  terburu-buru,  dan  bagaimana  mungkin  fraksi  'dipaksa'  untuk
              menyampaikan pendapat mininya, dan bahkan pendapat akhir di rapat Paripurna, tetapi draft
              secara utuh RUU Ciptaker itu tidak dibagikan terlebih dahulu. Begitu terburu- burunya, sehingga
              jadwal pengesahan RUU dalam rapat paripurna DPR pun mendadak dimajukan, dari tanggal 8
              menjadi tanggal 5 september. Ini menimbulkan tanda tanya besar. Ada apa dibalik ini semuanya?

              neutral - Hidayat Nur Wahid (Anggota Komisi VIII  DPR RI  Fraksi Partai Keadilan Sejahtera)
              Selain hukum yang tertulis, kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan ini juga seharusnya bisa
              menjadi  pedoman  dalam  pembahasan/pwmgambilan  keputusan  thd  Omnibus  RUU  Ciptaker.
              Apalagi, RUU ini memiliki dampak kepada lebih dari 78 undang-undang yang berlaku saat ini

              negative - Hidayat Nur Wahid (Anggota Komisi VIII  DPR RI  Fraksi Partai Keadilan Sejahtera)
              Masalah  investasi  di  Indonesia  sebenarnya  bukan  soal  perubahan  regulasi,  tetapi  mengenai
              merajalelanya KKN dan inefisiensi birokrasi. Itu seharusnya jadi prioritas yang difokuskan oleh
              Pemerintah





                                                           544
   540   541   542   543   544   545   546   547   548   549   550