Page 549 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 549

Selain itu, Didi melihat ada kejanggalan lainnya, yaitu undangan rapat diberitahu hanya beberapa
              jam  sebelum  paripurna.  Menurutnya,  undangan  rapat  tersebut  telah  memecahkan  rekor
              undangan secepat kilat.

              "Ada apa gerangan ini? Sungguh tidak etis untuk sebuah RUU sepenting dan krusial ini. Padahal
              sudah  dijadwal  sebelumnya  akan  dilakukan  pada  tgl  8  Oktober  2020.  Tiba-tiba  menjadi  5
              Oktober,  tanpa  informasi  yang  cukup  dan  memadai.  Sehingga  rapat  itu  menjadi  rapat  yang
              dadakan, tergesa-gesa dan dipaksakan," pungkas Didi.

              Anggota  Komisi  VIII    DPR  RI    Fraksi  Partai  Keadilan  Sejahtera  Hidayat  Nur  Wahid  menilai
              Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja tak hanya memiliki berbagai substansi yang bermasalah
              yang masih terus mendapat kritikan dan penolakan publik.

              HNW,  begitu  ia  disapa,  melihat  ada  ketidaklaziman  dalam  aspek  formalitas  pembentukan
              undang-undang  dalam  persetujuan  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  oleh  pemerintah
              serta mayoritas fraksi di Badan Legislasi DPR RI dan di Rapat Paripurna DPR RI.
              Dia menyoroti saat pengambilan keputusan tingkat I di Baleg dan tingkat II di Rapat Paripurna
              draft utuh dan final RUU tersebut belum dibagikan ke semua fraksi.

              Tetapi anehnya semua fraksi di DPR sudah diminta untuk menyampaikan pendapatnya.

              Meski ada dua fraksi, yaitu PKS dan Demokrat yang menolak untuk meneruskan rapat paripurna,
              tetap saja RUU itu diteruskan.
              Namun, HNW menegaskan kembali bahwa tidak ada draft akhir Omnibus Law RUU Cipta Kerja
              yang dibagikan sebelumnya kepada setiap fraksi maupun anggota DPR.

              "Pembahasan  RUU  ini  sangat  terburu-buru,  dan  bagaimana  mungkin  fraksi  'dipaksa'  untuk
              menyampaikan pendapat mininya, dan bahkan pendapat akhir di rapat Paripurna, tetapi draft
              secara utuh RUU Ciptaker itu tidak dibagikan terlebih dahulu. Begitu terburu- burunya, sehingga
              jadwal pengesahan RUU dalam rapat paripurna DPR pun mendadak dimajukan, dari tanggal 8
              menjadi  tanggal  5  september.  Ini  menimbulkan  tanda  tanya  besar.  Ada  apa  dibalik  ini
              semuanya?" kata HNW  Karena tidak terpenuhinya asas tranparansi dan kepatuhan pada aspek
              legal itu, HNW menilai wajar sikap Fraksi PKS dan Partai Demokrat menolak untuk melanjutkan
              pembahasan RUU tersebut ke Rapat Paripurna dan menolak menyetujui RUU itu menjadi  UU
              Cipta Kerja  .

              Di sisi lain, konstitusi menyatakan Indonesia merupakan negara hukum dan kekuasaan legislasi
              berada di tangan  DPR RI  melalui fraksi-fraksi, alat kelengkapan dewan dan anggota-anggota
              DPR.

              Karena itu, HNW menilai seharusnya setiap fraksi yang merupakan elemen penting di dalam DPR
              diberikan akses seluas-luasnya dalam pembahasan suatu RUU, termasuk menerima draft utuh
              RUU yang akan dibahas atau akan diputuskan, sebelum diminta menyiapkan dan menyampaikan
              pendapat mini maupun pendapat akhir.

              HNW  menambahkan  kebiasaan  ketatanegaran  atau  konvensi  dalam  penyusunan  rancangan
              undang-undang adalah setiap fraksi dikirimi draft naskah RUU secara utuh yang sudah disepakati
              dan selesai dibahas.

              Sehingga,  lanjutnya,  pendapat  mini  apalagi  pendapat  akhir  yang  akan  disampaikan  pada
              pembicaraan akhir tingkat pertama (sebelum dibawa ke rapat paripurna) maupun pada tingkat
              akhirnya dalam rapat Paripurna DPR, dapat dilakukan secara benar, maksimal dan komprehensif.




                                                           548
   544   545   546   547   548   549   550   551   552   553   554