Page 606 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 606

Preseden pembahasan yang ugal-ugalan sudah terjadi ketika rapat kerja pertama pembahasan
              RUU Cipta Kerja langsung memutuskan membentuk panitia kerja (panja).
              Proses  pembahasan  RUU  yang  berasal  dari  usulan  Pemerintah  seharusnya  diawali  dengan
              pembahasan Daftar Inventaris Masalah (DIM) di tahap rapat kerja, katanya. Tetapi yang terjadi
              adalah DPR hanya satu kali menjalankan raker dan langsung masuk ke tahap panja padahal DIM
              belum dibahas, bahkan fraksi-fraksi belum siap dengan DIM-nya.

              Dengan kata lain, sampai sini saja ada banyak tata tertib yang diterabas.

              Kemudian, rapat pembahasan RUU Cipta Kerja sempat dilakukan dalam masa reses dan di luar
              hari kerja. Selain itu juga sempat dilakukan di hotel luar DPR. Bagi PSHK, itu menyalahi aturan.

              Pertimbangan atas kesepakatan dan persetujuan pelaksanaan rapat DPR dalam masa reses, di
              luar waktu rapat, serta di luar DPR inilah yang tidak pernah dipublikasikan kepada publik. Publik
              tidak paham mengapa pembahasan RUU Cipta Kerja begitu cepat dan cenderung dipaksakan,
              padahal substansi pengaturannya sangat kompleks dan mencakup beragam isu.

              Ruang partisipasi yang tersedia juga hanya formalitas tanpa makna. Rapat-rapat yang disiarkan
              langsung hanya yang bersifat pemaparan, bukan pengambilan keputusan.

              Proses pengesahan RUU Cipta Kerja pada Senin lalu juga dinilai janggal. Bahkan publik tak bisa
              mengetahui apa isi peraturan itu karena sampai beberapa hari disahkan dokumennya tak juga
              tersedia di laman resmi. Publik hanya  dijejali narasi  bahwa informasi yang berkembang di media
              sosial tidak benar tanpa bisa dapat memverifikasinya langsung.

              UU  Cipta  Kerja  juga  semakin  sulit  dipahami,  terutama  bagi  masyarakat  yang  tidak  terbiasa
              membaca peraturan, karena jumlah pasal yang banyak dan dituliskan dengan format omnibus.

              Semua catatan ini digenapi dengan tak adanya kebijakan penutupan kantor selama tiga hari
              sesuai PSBB DKI Jakarta  setelah pada akhir Juni lalu ada  10 orang yang positif COVID-19  di
              DPR RI.

              Atas  dasar  itu  semua  Fajri  mengatakan  "PSHK  menegaskan  bahwa  DPR  malah  jadi  tukang
              stempel di pengesahan RUU ini.".
































                                                           605
   601   602   603   604   605   606   607   608   609   610   611