Page 682 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 682

menyediakan karpet merah bagi tenaga kerja asing, penghapusan upah minimum, penghapusan
              cuti, hingga dihilangkannya ketentuan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
              Berikut penjelasan para menteri:  1. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah  Menaker
              menerangkan, terkait poin tenaga kerja asing (TKA), dalam Undang-Undang Cipta Kerja klaster
              ketenagakerjaan,  nantinya  TKA  yang  diperkerjakan  di  Indonesia  hanya  diperuntukkan  bagi
              jabatan dan waktu tertentu saja.

              Ida menjelaskan TKA yang dipekerjakan juga wajib memiliki kompetensi sesuai jabatan yang
              akan ditempati. Tidak semua jabatan akan ditempati oleh TKA ditegaskan Ida.

              Ida menepis bahwa dengan adanya  UU Cipta Kerja  akan memberikan karpet merah kepada
              TKA yang diperkerjakan di Indonesia.

              "Jadi tidak semua jabatan bisa ditempati oleh TKA hanya jabatan tertentu dan waktu tertentu.
              Jadi saya jelaskan menepis bahwa RUU Cipta kerja ini memberikan kelonggaran kepada TKA,
              jadi jelas di sini bahwa hanya jabatan tertentu dan waktu tertentu," tegas Ida saat Diskusi Virtual
              Sosialisasi RUU Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan pada Kamis (8/10).

              Kemudian  dijelaskan  pula  bahwa  setiap  pemberi  kerja  harus  memiliki  rencana  penggunaan
              tenaga kerja asing (RPTKA) yang wajib disahkan oleh Pemerintah Pusat.

              "Justru di situ lebih kuat pengaturannya karena disahkan oleh pemerintah pusat, kalau dulu
              mungkin mengajukan secara tertulis sekarang secara jelas disebutkan disahkan oleh pemerintah
              pusat," imbuhnya.

              Adapun bagi pemberi kerja orang/perseorangan ditegaskan Ida dilarang memperkerjakan tenaga
              kerja asing.

              2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  Melansir laman Setgab.go.id,
              Menko  Perekonomian  Airlangga  menyoroti  klaster  ketenagakerjaan  yang  banyak  menjadi
              perbincangan di masyarakat, terutama terkait isu/hoaks yang terlalu banyak beredar sehingga
              menimbulkan persepsi yang salah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

              "Kami tegaskan bahwa di  UU Cipta Kerja  , upah minimum tidak dihapuskan. Upah ditetapkan
              dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi, sehingga upah tidak akan turun.

              UU Cipta Kerja  bahkan mengatur upah pekerja harus lebih tinggi dari upah minimum," tegas
              Menko Perekonomian.

              Dalam    UU  Cipta  Kerja    ,  Menko  Airlangga  menambahkan  bahwa  besaran  pesangon  diatur
              sehingga  pekerja  mendapatkan  kepastian  pembayaran  pesangon  dan  mendapat  tambahan
              Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP),  yang  mengatur  agar  pekerja  yang  terkena  pemutusan
              hubungan kerja (PHK) mendapatkan manfaat lain berupa peningkatan kompetensi (upskilling)
              serta akses pada kesempatan kerja yang baru.

              "Terkait waktu kerja yang eksploitatif, jumlah jam kerja sama seperti UU Ketenagakerjaan. Selain
              itu,    UU  Cipta  Kerja    juga  tidak  menghapuskan  hak  cuti  haid  dan  cuti  melahirkan.  Pekerja
              outsourcing  tetap  mendapatkan  jaminan  perlindungan  upah  dan  kesejahteraan.  Hak  pekerja
              juga harus tetap dilindungi apabila terjadi pergantian perusahaan outsourcing," ungkapnya.

              3. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya  Beredar kabar, di dalam  UU Cipta
              Kerja  , pemerintah menghilangkan ketentuan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
              Namun, Menteri Siti Nurbaya membantahnya.

              Menurutnya, secara prinsip  UU Cipta Kerja  tak mengubah amdal. Siti bilang, dalam kebijakan,
              amdal akan disederhanakan.
                                                           681
   677   678   679   680   681   682   683   684   685   686   687