Page 677 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 677

Kepala  Badan  Koordinasi  Penanaman  Modal  (BKPM)  Bahlil  Lahadalia  mengatakan  bahwa
              Omnibus Law merupakan undang-undang masa depan. Alasannya akan menciptakan banyak
              lapangan kerja.

              "Kita di BKPM lagi menjalankan peta potensi investasi prioritas di seluruh Indonesia. Selama ini,
              peta potensi ini belum ada yang sesuai dengan yang diinginkan oleh investor," katanya melalui
              diskusi virtual, Kamis (8/10/2020).

              Bahlil  menjelaskan  bahwa  selain  belum  sesuai,  data  tersebut  juga  tidak  terintegrasi
              antarkementerian dan lembaga. Tidak heran apabila banyaknya investasi tidak sejalan dengan
              serapan tenaga kerja.

              Oleh  karena  itu,  ke  depannya  BKPM  akan  mengarahkan  peta  tersebut  ke  sektor  yang
              menciptakan lapangan kerja.

              Prioritasnya ada dua.

              Pertama,    mengarahkan  transformasi  ekonomi  dengan  meningkatkan  nilai  tambah  dalam
              teknologi tinggi. Kedua, menumbuhkan sektor padat karya.

              Kedua hal ini harus jalan karena padat karya yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

              Bahlil masih ingat pada 2014 setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi menyerap 300.000 tenaga
              kerja. Sekarang turun, bahkan tidak sampai 200.000 orang.

              "Nah BKPM sedang merumuskan strategis agar investasi yang masuk menciptakan lapangan
              kerja yang maksimal," jelasnya.

              Sebelumnya,  Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani  mengatakan
              kenaikan realisasi investasi di Indonesia ternyata tak sejalan dengan serapan tenaga kerja di
              lapangan.

              Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis angka realisasi investasi sepanjang 2019
              (Januari-Desember) adalah sebesar Rp809,6 triliun.


              Dia membandingkan saat 2010 realisasi investasi masih Rp206 triliun dengan penyerapan per
              Rp1 triliun mencapai 5014 orang pekerja. Di sisi lain, pada periode 2019 atau investasi Rp809,6
              triliun, penyerapan per Rp1 triliun hanya 1600 pekerja.

              "Angka absolut memang naik, tapi kualitas investasi yang masuk itu padat modal. Ini sebetulnya
              mengakibatkan pertumbuhan ekonomi kita enggak berkualitas," katanya dalam tayangan Mata
              Najwa seperti dikutip Kamis (8/10/2020).

              Karena itu, Hariyadi menegaskan keberadaan Omnibus Law UU Cipta Kerja sangat penting. Dia
              mengaku sudah menyampaikan aspirasi sejak 17 tahun lalu atau pada saat UU 13/2003 tentang
              Ketenagakerjaan disahkan oleh DPR RI.

              Dengan adanya Omnibus Law, lanjutnya, aturan investasi di Indonesia bakal berubah menjadi
              sangat  rigid.

              "Investor juga akan berhitung dengan  rigid  pula [terkait investasi], kondisi maskin berat dan
              tidak  kompetitif  akan  direspons  dengan  hilangnya  industri  padat  karya,"  ungkap  Ketua
              Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tersebut.

              Kondisi aturan investasi saat ini, ungkap Hariyadi, dinikmati oleh negara tetangga di kawasan
              Asean.  Menurutnya,  Thailand  dan  Vietnam  merupakan  dua  negara  yang  menikmati
              ketidakwaspadaan Indonesia, khususnya sektor padat karya..

                                                           676
   672   673   674   675   676   677   678   679   680   681   682