Page 282 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 282

KEMENAKER TEGASKAN PEMBAHASAN UU CIPTA KERJA LIBATKAN PUBLIK

              Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan pembahasan UU
              Cipta  Kerja  sudah  melibatkan  berbagai  partisipasi  publik  termasuk  pengusaha  dan  serikat
              pekerja.

              "Kami mencatat ada sembilan kali pertemuan yang kami lakukan, Tim Tripartit antara Apindo,
              kemudian ada serikat pekerja dan serikat buruh," kata Anwar dalam pernyataan diJakarta, Sabtu
              (17/10) seperti dikutip Antara.

              Ia  mengatakan  aspek  demokrasi  menjadi  dasar  dalam  membahas  regulasi  tersebut  karena
              pemerintah  menyadari  adanya  pro  dan  kontra  terkait  pembahasan  pasal  di  klaster
              ketenagakerjaan.

              Namun, Anwar memastikan, pemerintah telah berupaya untuk memperjuangkan setiap aspirasi
              buruh agar hak-hak mereka terlindungi.

              "Dalam dialog ada yang memang kita proses memberi, tetapi juga harus menerima. Dengan
              begini,  Kementerian  Ketenagakerjaan  berdiri  di  dua  sisi,  satu  sisi  memang  memberikan
              perlindungan yang optimal agar yang namanya pekerja, buruh terlindungi," katanya.

              Ia menjelaskan UU Cipta Kerja dapat menciptakan peluang kerja terutama bagi penduduk usia
              kerja  produktif  dan  menekan  tingkat  pengangguran  yang  berpotensi  meningkat  pada  masa
              pandemi COVID-19.
              "Ini  adalah  mengapa  UU  ini  dinamakan  Cipta  Kerja,  artinya  kita  butuh  investasi,  tetapi  saat
              bersamaan kita merespons bagaimana menciptakan berbagai peluang pekerjaan," kata Anwar.

              Terkait penolakan buruh atas isu tenaga kerja asing, ia mengatakan, pekerja asing yang masuk
              hanya boleh mempunyai kompetensi khusus dan terikat oleh waktu.

              "Contohnya adalah yang mereka memiliki keahlian yang sangat spesifik, yang memang kita tidak
              ada. Seandainya mesin itu rusak, misalnya, maka dia bekerja dengan jangka waktu tertentu,"
              ujarnya.

              Untuk pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Anwar menambahkan, UU ini
              memberikan  perlindungan  selama  pegawai  PKWT  bekerja  serta  menjamin  haknya,  termasuk
              memberikan kompensasi, apabila pekerjaan tersebut usai.

              Selain  itu,  regulasi  mengenai  tenaga  outsourcing  atau  alih  daya  juga  diatur  dengan  ketat,
              sehingga  apabila  terjadi  pengalihan  tenaga  kerja,  maka  masa  kerjanya  harus  dihitung,  dan
              perlindungan hak harus dipersyaratkan dalam perjanjian kerja.

              "Artinya  kalau  perusahaan  mempekerjakan  orang,  biasanya  mulai dari nol  lagi,  di  sini  tidak.
              Pengusaha alih daya harus mengakui catatan-catatan pekerjaan yang sudah dilakukan pekerja
              sebelumnya. Dan ini akan diperhitungkan sebagai komponen tentunya besaran gaji," katanya.
              [bal].













                                                           281
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287