Page 348 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 348

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa UU CK ini dilatarbelakangi kondisi objektif
              bangsa Indonesia. Tenaga kerja yang ada saat ini sekitar 7 juta, mulai dari Aceh sampai Papua
              yang sedang mencari lapangan pekerjaan. Sedangkan angkatan kerja per tahun sekitar 2,9 juta.



              UU CIPTA KERJA JADI SOLUSI PERSOALAN PHK MASSAL

              Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) yang
              telah disahkan DPR RI awal bulan lalu bakal menjadi solusi bagi penciptaan lapangan kerja.
              Keberadaan UU CK ini akan memacu kalangan muda untuk lebih inovatif dalam menghadapi
              tantangan ekonomi.

              Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa UU CK ini dilatarbelakangi kondisi objektif
              bangsa Indonesia. Tenaga kerja yang ada saat ini sekitar 7 juta, mulai dari Aceh sampai Papua
              yang sedang mencari lapangan pekerjaan. Sedangkan angkatan kerja per tahun sekitar 2,9 juta.

              Terlebih saat ini akibat pandemi covid-19 memberikan dampak luar biasa bagi pekerja. Data
              Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan 3,5 juta tenaga kerja terkena PHK, di sisi lain KADIN
              mencatat sekitar 5 juta orang yang terkena PHK. Dengan data demikian, maka total lapangan
              pekerjaan yang perlu disiapkan oleh pemerintah sekitar 15 juta.

              "Untuk memberikan solusi bagi 15 juta pencari pekerjaan ini, maka negara harus menciptakan
              lapangan pekerjaan. Namun tidak mungkin seluruhnya akan terserap lewat penerimaan PNS
              (Pegawai Negeri Sipil), BUMN (Badan Usaha Milik Negara), TNI maupun Polri. Oleh karena itu
              timbul satu konsep dasar bahwa untuk menciptakan lapangan pekerjaan tersebut harus melalui
              sektor swasta. Instrumen sektor swasta inilah yang dimaksud dengan investasi, karena investasi
              ini yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan," jelas Bahlil di Jakarya, Jumat (16/10/2020).

              Bahlil juga meyakinkan kepada para pelajar Indonesia bahwa UU CK ini sangat mendukung dan
              melindungi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dia berharap lulusan perguruan tinggi
              tidak  hanya  memilih  menjadi  karyawan  atau  pekerja,  namun  bisa  menjadi  pengusaha  untuk
              membantu  pemerintah  dalam  menciptakan  lapangan  pekerjaan.  Minimnya  minat  lulusan
              perguruan tinggi yang memilih menjadi pengusaha di antaranya pengurusan perizinan usaha
              yang berbelit-belit.
              "Undang-undang  ini  menjamin  adek-adek  setelah  lulus  kuliah  menjadi  pengusaha,  dengan
              kemudahan yang ada pada undang-undang ini. UMK (Usaha Mikro dan Kecil) hanya perlu NIB
              (Nomor Induk Berusaha). Semuanya elektronik lewat OSS (Online Single Submission), 3 jam
              beres," tegas Bahlil.

              Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi menyampaikan
              tentang tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain
              di ASEAN. Adanya UU CK diharapkan akan terus mendorong peningkatan produktivitas melalui
              berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan.

              Saat ini tercatat sekitar 56,6% pengangguran terbuka berumur 15 hingga 24 tahun. Sementara
              itu untuk pekerja tidak penuh, kelompok umur 55 tahun ke atas mengisi 29% porsi dalam pekerja
              paruh  waktu  dan  kelompok  umur  25-34  tahun  mengisi  26%  dari  seluruh  pekerja  setengah
              penganggur.

              "Produktivitas angkatan kerja di Indonesia termasuk rendah, kita masih di bawah Malaysia dan
              Laos, bahkan di bawah rata-rata negara ASEAN," ungkap Anwar Sanusi.

              UU CK melindungi 3 posisi ketenagakerjaan. Pertama, masyarakat yang belum bekerja, maka
              pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan melalui investasi. Kedua, masyarakat yang memiliki

                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353