Page 451 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 451

Dia juga mengatakan sebelum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan,
              pembahasan  rancangan  UU  Cipta  Kerja  sudah  dilakukan  dengan  partisipasi  publik  yang
              melibatkan serikat pekerja, pengusaha dan akademisi.



              LUHUT BANTAH UU CIPTA KERJA DIKERJAKAN TERBURU-BURU

              Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan UU
              Cipta  Kerja  tidak  dikerjakan  buru-buru  karena  inisiasinya  bahkan  telah  dilakukan  sejak  dia
              menjabat sebagai Menko Polhukam pada 2015.

              "Jangan dibilang buru-buru. Saya ingin mundur sedikit ya. Sejak saya Menko Polhukam, Presiden
              sudah  perintahkan  itu.  Dia  melihat,  kenapa  itu  semrawut.  Akhirnya  kita  cari  bentuknya  dan
              ketemulah apa yang disebut Omnibus ini," kata Luhut, dikutip Antara, Jumat (16/10).
              Dia menjelaskan, kala itu dia mengumpulkan pakar-pakar hukum dalam inisiasi Omnibus Law.
              Namun, pembahasan baru benar-benar dikerjakan lebih lanjut setelahPilpres 2019. "Jadi tidak
              ada yang tersembunyi. Semua terbuka, semua diajak omong. Tapi kan tidak semua juga bisa
              diajak omong. Ada keterbatasan," imbuhnya.

              Luhut mengatakan dalam pembahasannya, tidak semua pihak pula sepakat. Dia pun mengakui
              itulah ciri demokrasi yang tidak pernah bulat. Dia juga mengakui Omnibus Law Cipta kerja tidak
              sempurna.
              Namun, dia memastikan kekurangan-kekurangan yang ada akan diatur kemudian dalam aturan
              turunan  berupa  Peraturan  Presiden  (Perpres),  Peraturan  Pemerintah  (PP)  hingga  Peraturan
              Menteri (Permen). "Kalau itu diperlukan untuk mengakomodasi kekurangan sana sini," tukasnya.

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan  tengah  mempersiapkan
              Peraturan  Pemerintah  (PP)  sebagai  turunan  dari  UU  Cipta  Kerja  klaster  ketenagakerjaan.
              Menurutnya, aturan tersebut rencananya diselesaikan pada akhir Oktober dan penyusunannya
              akan  melibatkan  berbagai  pemangku  kepentingan  sektor  ketenagakerjaan,  termasuk  serikat
              pekerja/buruh serta pengusaha.

              Dia juga mengatakan sebelum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan,
              pembahasan  rancangan  UU  Cipta  Kerja  sudah  dilakukan  dengan  partisipasi  publik  yang
              melibatkan serikat pekerja, pengusaha dan akademisi.
              "Pemerintah menegaskan sekali lagi bahwa proses penyusunan RUU Cipta Kerja telah melibatkan
              partisipasi publik. Untuk klaster ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan mengundang
              pemangku kepentingan ketenagakerjaan apakah itu serikat pekerja/buruh, pengusaha bahkan
              mengundang  akademisi  dari  perguruan  tinggi  dan  mendengarkan  aspirasi  dari  International
              Labour Organization (ILO)," kata Ida.

              [azz]Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.















                                                           450
   446   447   448   449   450   451   452   453   454   455   456