Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 209

Ringkasan

              Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar
              aksi  besar-besaran  menolak  Omnibus  Law  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja  .  Aksi  akan
              dijalankan pada awal November 2020.

              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, aksi akan dilaksanakan secara nasional di 20 provinsi dan
              200 kabupaten dan kota. Aksi akan dipusatkan di kantor-kantor DPRD. Sedangkan di Jakarta,
              aksi akan dilakukan di Gedung DPR.



              TOLAK UU CIPTA KERJA, BURUH KEMBALI GELAR DEMO DI 200 KOTA AWAL
              NOVEMBER 2020

              Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar
              aksi  besar-besaran  menolak  Omnibus  Law  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja  .  Aksi  akan
              dijalankan pada awal November 2020.

              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, aksi akan dilaksanakan secara nasional di 20 provinsi dan
              200 kabupaten dan kota. Aksi akan dipusatkan di kantor-kantor DPRD. Sedangkan di Jakarta,
              aksi akan dilakukan di Gedung DPR.

              "Secara nasional akan dipusatkan di depan Gedung DPR RI. Secara daerah, di 20 provinsi lebih
              dari 200 kabupaten dan kota akan dipusatkan di kantor-kantor DPRD provinsi. Aksi besar ini akan
              meluas," kata dia dalam video konferensi, Rabu (21/10/2020).

              Unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja ini akan dilakukan jika permintaan legislative review yang
              diajukan  KSPI  ditolak  DPR.  Secara  bersamaan,  para  buruh  juga  akan  tetap  mempersiapkan
              judicial review untuk menjegal UU Cipta Kerja.

              Adapun  aksi  akan  dilaksanakan  bertepatan  setelah  reses  DPR  berakhir,  diperkirakan  awal
              November mendatang.

              Iqbal meminta agar DPR tak mangkir dari jadwal tersebut. Ia pun menyindir aksi DPR yang
              mengesahkan  UU  Cipta  Kerja  pada  5  Oktober  lalu.  Tanggal  tersebut  maju  dari  jadwal
              seharusnya.
              "Mudah-mudahan DPR tidak kucing-kucingan lagi. Nanti kayak kemarin, pengesahan Undang-
              undang Cipta Kerja tadinya 8 Oktober 2020 dimajukan menjadi 5 Oktober 2020, dan terjadilah
              drama yang sangat memalukan," kata Iqbal.

              Lebih  lanjut,  Iqbal  memastikan  aksi  akan  berlangsung  damai  dan  tidak  ada  muatan  politik
              apapun. Artinya, ini akan berjalan sesuai instruksi KSPI, fokus pada persoalan UU Cipta Kerja
              yang mereka tolak. "Tidak ada kepentingan politik dan tidak ada aksi anarkis atau yang merusak
              fasilitas umum," tegas dia.
              "Konstitusional kita akan ditempuh melalui mekanisme Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998
              tentang Unjuk Rasa, dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja pasal
              4, serikat buruh mempunyai kewenangan untuk melakukan pemogokan. Dengan demikian ini
              adalah aksi konstitusional lanjutan dari KSPI," tambahnya.
              Sebelumnya,  Presiden  Joko  Widodo  menegaskan  bahwa  secara  umum  UU  Cipta  Kerja
              mengandung  sebelas  klaster  yang  bertujuan  untuk  melakukan  reformasi  struktural  dan
              mempercepat transformasi ekonomi.



                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214