Page 243 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 243

Ringkasan

              Setelah disahkan tiga minggu lalu dalam rapat paripurna, draf Undang-Undang Cipta Kerja terus
              mengalami  perubahan.  Naskah  resmi  undang-undang  yang  disusun  dengan  mekanisme
              omnibus law itu belum juga bisa diakses secara resmi.

              Sementara, protes dan penolakan masih terus digaungkan agar Presiden Joko Widodo mencabut
              UU Cipta Kerja dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).



              ADA PASAL UU CIPTA KERJA DIHAPUS SETELAH DISAHKAN DPR YANG
              TERHORMAT, BELUM BISA DIAKSES HINGGA KINI

              Setelah disahkan tiga minggu lalu dalam rapat paripurna, draf Undang-Undang Cipta Kerja terus
              mengalami  perubahan.  Naskah  resmi  undang-undang  yang  disusun  dengan  mekanisme
              omnibus law itu belum juga bisa diakses secara resmi. Sementara, protes dan penolakan masih
              terus digaungkan agar Presiden Joko Widodo mencabut UU Cipta Kerja dengan menerbitkan
              peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).

              Naskah pertama yang beredar yakni setebal 905 halaman yang diedarkan oleh pimpinan Badan
              Legislasi DPR setelah Rapat Paripurna digelar pada 5 Oktober. Kemudian muncul naskah UU
              Cipta Kerja versi kedua setebal 1.035 halaman yang beredar pada Senin (12/10/2020) pagi.

              Selanjutnya muncul versi ketiga setebal 812 halaman yang beredar Senin malam. Ketua Badan
              Legislasi DPR Supratman, Andi Agtas, mengakui adanya perubahan substansi dalam draf final
              dengan  draf  yang  beredar  sebelumnya.  Misalnya,  Pasal  154A  yang  menurut  Supratman
              mengembalikan ketentuan PHK sesuai UU Ketenagakerjaan.

              Namun ia menjelaskan, perubahan tersebut sesuai kesepakatan yang sudah diambil sebelumnya
              dalam rapat panja, namun belum sempat ditulis di draf. Tak ada penambahan pasal baru yang
              di luar kesepakatan rapat panja.

              "Jadi itu adalah keputusan panja supaya sesuai dengan apa yang telah diputuskan oleh panitia
              kerja,"  ujar  Supratman  dalam  konferensi  pers  di  Gedung  DPR,  Senayan,  Jakarta,  Selasa
              (13/10/2020).

              Sementara Wakil Ketua DPR Aziz Syamsudin mengatakan, naskah yang diserahkan oleh DPR ke
              Presiden terdiri atas 812 halaman. Menurut dia, naskah itu mengalami penyusutan halaman
              karena perubahan format kertas yang digunakan. Naskah 812 halaman itu diantarkan Sekjen
              DPR Indra Iskandar ke Sekretariat Negara, pada 14 Oktober.

              Perubahan di Setneg Setelah diserahkan ke Istana, naskah UU Cipta Kerja kembali mengalami
              perubahan. Perubahan ini diketahui setelah Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyerahkan
              salinan draf UU Cipta Kerja ke Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah.

              Wakil Ketua MUI Muhyiddin  menyebut  pihaknya  mendapat  naskah  sejumlah  1.187  halaman
              dalam bentuk hard copy dan soft copy. Belakangan soft copy naskah 1.187 halaman itu juga
              beredar luas di kalangan wartawan.
                                                          242
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248