Page 156 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 156

DIJANJIKAN KERJA DI TIMUR TENGAH, GADIS 17 TAHUN ASAL NTB JADI KORBAN
              PERDAGANGAN ORANG DAN DICABULI
              Anak gadis berinisial PPD (17) menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

              Perempuan asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama 6 orang lainnya hendak
              dikirim ke Timur Tengah oleh tekong berinisial LS (48), asal Lombok Timur.

              Sebelum diberangkatkan menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), identitas korban dipalsukan
              oleh pelaku LS.
              Tidak hanya itu, korban PPD diduga menjadi korban pelecehan seksual si tekong.

              Dia sempat disekap di rumah pelaku dan dirudapaksa sampai hamil.

              Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Pol Hari Brata menjelaskan,
              kejadian itu bermula pada bulan Mei 2021, di Dusun Ombe Dese, Desa Rumak, Kecamatan Kediri,
              Lombok Barat.
              Tersangka lain berinisial F merekrut korban PPD yang masih berusia 17 tahun.


              ”Dia direkrut untuk dipekerjakan ke luar negeri yaitu ke negara Timur Tengah,” ungkap Hari
              Brata, dalam keterangan pers, Kamis (21/7/2021).

              Setelah direkrut, tersangka F memperkenalkan korban PPD ke sponsornya yang berinisial LS.

              LS membuatkan dokumen palsu berupa KTP dan kartu keluarga palsu.

              Dimana tanggal lahir korban diubah, semula 15 Februari 2004 menjadi 15 Februari 1998.

              ”Alamat korban juga diubah, yang semula di Lombok Barat menjadi Lombok Timur,” beberanya.

              Setelah dokumen kependudukan rampung, korban bersama 6 calon PMI lainnya diberangkatkan
              ke Kabupaten Sumbawa Besar menggunakan mobil untuk pembuatan paspor.

              Mereka bertujuh merupakan perempuan yang hendak dikirim menjadi PMI secara ilegal.

              Sebagian masih berusia anak-anak, sebagian sudah berusia dewasa.

              ”Setelah pembuatan paspor ke-7 korban ini, termasuk PPD pulang ke Lombok,” katanya.

              Ke-6 orang perempuan lainnya langsung pulang ke rumah masing-masing, kecuali PPD.

              Dia tidak langsung pulang karena rumahnya jauh di Lombok Barat dan ditampung sementara di
              rumah LS.
              Selama berada di rumah si tekong, korban disekap selama beberapa minggu.

              ”Korban diduga disetubuhi oleh tersangka LS.

              Saat ini kondisinya hamil,” ungkap Brata.

              Paspor korban PPD serta tiga orang lainnya sudah jadi dan langsung dikirim ke Jakarta guna
              proses pemberangkatan ke luar negeri.

              Tiga orang korban  lainnya  tidak bisa  membuat paspor karena  terkendala  perekaman  di  KTP
              elektronik.




                                                           155
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161