Page 178 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2020
P. 178

"Kami  bersama  dewan  pengupahan,  BPS  dan  para  pakar  dan  akademisi  sedang  menyusun
              kriteria dan konsep atau template bentuk laporan termasuk juga SK kepala dinas," kata Andri,
              Rabu (4/11).



              TINDAK LANJUT KEBIJAKAN UPAH, PEMPROV DKI SUSUN KRITERIA PERUSAHAAN
              TERDAMPAK PANDEMI

              Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta masih melakukan penyusunan format kriteria perusahaan yang
              patut tidaknya menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2021. Kepala Dinas Tenaga Kerja Andri
              Yansyah mengatakan format menjadi penting sebab, tidak semua sektor usaha di bidang yang
              sama mengalami keuntungan di masa pandemi Covid-19.

              "Kami  bersama  dewan  pengupahan,  BPS  dan  para  pakar  dan  akademisi  sedang  menyusun
              kriteria dan konsep atau template bentuk laporan termasuk juga SK kepala dinas," kata Andri,
              Rabu (4/11).

              Ia  menyebutkan,  sektor  kesehatan  seperti  rumah  sakit  di  masa  pandemi,  kesibukannya
              meningkat dari sebelumnya. Namun, nyatanya, kata Andri, tidak semua rumah sakit mengalami
              hal sama.

              Untuk menelaah apakah rumah sakit tersebut benar-benar sepi atau justru sebaliknya, salah
              satu komponen yang diperiksa oleh Dinas Tenaga Kerja adalah laporan keuangan.
              "Memang ada rumah sakit, faktanya dia sepi. Tetapi banyak juga rumah sakit yang ramai. Kita
              bisa lihat dari laporan keuangannya. Jadi, ada sektor-sektor yang memang kita perlu melakukan
              penelitian lebih mendalam," tuturnya.

              Kendati  Dinas  Tenaga  Kerja  DKI  masih  melakukan  penyusunan  format,  Andri  mengatakan
              perusahaan bisa segera langsung mengajukan pemberitahuan tidak menaikkan UMP terhadap
              karyawannya, tanpa perlu menunggu kriteria dari dinas. Sebab, Andri menerangkan, pihaknya
              telah memiliki data perusahaan-perusahaan yang terdampak buruk akibat pandemi Covid-19.

              "Dinas  Tenaga  kerja  mempunyai  beberapa  catatan  atau  pengamatan  mana-mana  saja  yang
              terdampak dan mana saja yang tidak terdampak. Kalau kita mendapatkan usulan yang benar-
              benar kita ketahui perusahaan tersebut betul-betul terdampak, kita tidak perlu lagi kita melihat
              kriteria-kriteria yang harus ditetapkan, langsung kita lakukan persetujuan," jelasnya.
              Diketahui  Pemerintah  Provinsi  DKI  Jakarta  menetapkan  kebijakan  pengupahan  2020  secara
              asimetris. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, perusahaan terdampak Covid-19
              tidak mengalami kenaikan upah.

              "Bagi  kegiatan  usaha  yang  terdampak  Covid-19,  maka  kami  menetapkan  UMP  2021  tidak
              mengalami kenaikan atau sama dengan UMP 2020. Sedangkan, kegiatan yang tidak terdampak
              Covid-19 dapat mengalami kenaikan UMP 2021 yang besarannya mengikuti rumus pada PP No.
              78 Tahun 2015," ujar Anies, Sabtu (31/10).

              Anies menuturkan, penetapan ini telah sejalan dengan Srat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI
              Nomor  M/11/HK.04/X/2020  untuk  melakukan  penyesuaian  penetapan  nilai  UMP  2021  sama
              dengan UMP 2020 bagi perusahaan yang terdampak dengan pandemi Covid-19.

              Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai, pandemi Covid-19 sangat berdampak
              terhadap perekonomian. Untuk itu, dalam rangka memberikan perlindungan dan kelangsungan
              bekerja bagi pekerja buruh, serta menjaga kelangsungan usaha, perlu dilakukan penyesuaian
              terhadap penetapan UMP pada situasi pemulihan ekonomi di masa pandemi.

                                                           177
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183