Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 226

hilangnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun bagi pekerja kontrak dan outsourcing seumur
              hidup. Dalam omnibus law, upah akan semakin murah. Karena selain menghilangkan UMK dan
              UMSK, juga diberlakukan upah minimum industri pada karya. Selain itu, kenaikan upah hanya
              didasarkan pada pertumbuhan ekonomi. Padahal dalam PP No 78/2005, kenaikan upah minimum
              didasarkan pada inflansi plus pertumbuhan ekonomi. Dalam omnibus law juga, pekerja kontrak
              dan outsourcing diperbolehkan untuk seluruh jenis pekerjaan dan berlaku seumur hidup tanpa
              batas  kontrak.  Akibatnya,  buruh  tidak  lagi  diangkat  menjadi  karyawan  tetap.  Karena  bukan
              karyawan tetap, dengan sendirinya hak pesangon pkerja kontrak dan outsourcing tidak akan
              pernah mendapatkan pesangon seumur hidupnya selayaknya karyawan tetap. Jika ada program
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dari pemerintah tapi berlaku untuk pekerja bermasa kerja
              1 tahun keatas, jadi pengusaha buat saja kontrak kerja per 11 bulan saja diputus terus dikontrak
              lagi dan seterusnya, maka tidak perlu bayar JKP. Dalam omnibus law, pesangon dihapus dan
              dikurangu nilainya. Sebab dslam UU No 13/2003 disebutkan bahwa yg disebut pesangon itu ada
              tiga komponen dalam pesangon, yaitu uang pesangon itu sendiri, uang penghargaan masa kerja,
              dan uang penggantian hak sebesar 15%. Dalam omnibus law, uang penggantian hak dihapys
              dan bukan lagi kewajiban. Nilai dari uang penghargaan masa kerja dikurangi. Dalam omnibus
              law juga, waktu kerja eksploitatif. Karena hanya diatur waktu kerja maksimal 8 jam sehari dan
              40 jam seminggu. Jadi pengusaha bisa saja buruh dipekerjakan 7 hari dalam seminggu, hari
              senin sampai hari minggu tanpa libur, dengan cara 6 jam kerja sehari senin sampai sabtu dan
              hari minggu 4 jam kerja sehari. Jam kerja seperti layaknya perbudakan modern. Dalam omnibus
              law,  TKA  buruh  kasar  mudah  masuk.  Karena  TKA  yang  bekerja  di  Indonesia  tidak  lagi
              memerlukan surat izin tertulis dari menteri. Dalam UU No 13/2003, RPTKA mensyaratkan harus
              dilaporkan bahwa tka wajib didampingi tenaga kerja lokal sebagai pendamping agar keluar surat
              izin tertulis menteri. Tapi dalam omnibus law, TKA bekerja dulu baru dilaporkan menyusul tenaga
              lokal pendamping tanpa harus ada surat izin menteri, jadi mudah sekali buruh kasar TKA bekerja
              di Indonesia. Menurut Said Iqbal, KSPI dan KSPSI AGN serta 32 federasi serikat pekerja lainnya
              seperti FSP LEM, RTMM, TSK, FSPI, PPMI 98, FSPMI, SPB, FSP KEP, ASPEK Indonesia, dan yang
              lain mengapresiasi kerja dari pimpinan DPR. Khususnya Wakil Ketua Sufmi Dasco, dan pimpinan
              serta anggota Panja Baleg RUU Cipta Kerja DPR RI, yaitu Supratman, Willy Aditya, Sturman,
              Arteria  Dahlan,  Heri  Gunawan,  Lamhot,  Guspardi,  Obon  Tabroni,  dan  lain  lain  yang  telah
              menampung  aspirasi  KSPI  dan  serikat  buruh  lainnya  yang  menolak  omnibus  law  klaster
              ketenagakerjaan draft pemerintah. DPR RI dan Serikat Pekerja sepakat untuk membahas aspirasi
              buruh tersebut dengan membentuk tim bersama atau tim perumus. Aksi 25 Agustus ini, selain
              menyampaikan  tuntutan,  juga  memberikan  dukungan  kepada  DPR  RI  yang  telah  bekerja
              sungguh  sungguh  memenuhi  harapan  buruh  agar  bisa  didengar,  tegas  Said  Iqbal.  Adapun
              harapan buruh yang disampaikan dalam tim perumus bersama tersebut adalah, agar klaster
              ketenagakerjaan dikeluarkan dari RUU Cipta Kerja. Atau setidaknya, UU No 13/2003 tentang
              ketenagakerjaan tidak dirubah atau direvisi sedikitpun. Jadi UU No 13/2003 tetap berlaku seperti
              sekarang, termasuk didalamnya semua putusan MK yg sudsh final terhadap UU No 13/2003 tsb
              tidak boleh dirubah . Kalaulah ingin memasukkan perihal ketenagakerjaan kedalam omnibus law
              , maka sebaiknya memasukan tentang perihal pengawasan ketenagakerjaan agar lebih kuat,
              meningkatkan produktivitas melalui program pendidikan dan pelatihan, atau segala sesuatu yang
              belum diatur dalam UU No 13/2003, seperti pekerja industri start up, UMKM, dan transportasi
              online

              negative - Roy Jinto Ferianto (juru bicara AJB) Aksi ini akan terus berlanjut jika aspirasi buruh
              tidak dikabulkan pemerintah dan DPR RI

              Ringkasan

              Gabungan kelompok buruh dari Aliansi  Buruh  Jabar (AJB) menuntut Gubernur Ridwan Kamil
              ikut  serta  menolak  disahkannya  omnibus  law oleh  pemerintah  pusat. Pasalnya  dalam  materi
              rancangan omnibus law, terindikasi adanya aturan yang merugikan kesejahteraan buruh.


                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231