Page 290 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 290

RIBUAN BURUH AKAN DEMO TOLAK OMNIBUS LAW DAN UMP 2021

              Ribuan  buruh  dari  32  konfederasi  dan  federasi  bakal  kembali  menggelar  demo  penolakan
              Omnibus Law dan penetapan upah minimum 2021 pada Senin (2/11/2020) besok. 32 konfederasi
              dan  federasi  tersebut  termasuk  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Konfederasi
              Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) AGN, dan Gerakan Kesejahteraan Nasional (Gekanas).

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  mengatakan  bahwa  demo  akan  digelar  serentak  di  24  provinsi.
              Sebaliknya, untuk wilayah Jabodetabek, demo bakal dipusatkan di kawasan Istana Negara dan
              Mahkamah Konstitusi. "Tuntutan yang akan disuarakan adalah pembatalan omnibus law UU Cipta
              Kerja  dan  menuntut  agar  upah  minimum  tahun  2021  tetap  naik,"  kata  Said  Iqbal  dalam
              keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Minggu (1/11/2020).

              Pada  saat  yang  sama,  Said  Iqbal  mengemukalan  bahwa  serikat  pekerja  akan  menyerahkan
              gugatan uji materiil dan uji formil UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi. "Tetapi bilamana
              nomor UU Cipta Kerja belum ada pada saat penyerahan berkas gugatan tersebut, maka yang
              akan dilakukan KSPI dan KSPSI AGN hanya bersifat konsultasi ke MK," ujarnya.

              Dia memastikan, meskipun nomor UU Cipta Kerja belum keluar, aksi 2 November di Istana dan
              Mahkamah Konstitusi akan tetap dilakukan. Adapun buruh yang akan mengikuti aksi berasal dari
              berbagai kota seperti Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Serang, Cilegon, Karawang, Bekasi,
              Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Bandung Raya, Cimahi, Cianjur, Sukabumi, Semarang,
              Kendal, Jepara, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.

              Selain itu, aksi juga akan dilakukan di Jogja, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan,
              Pekanbaru,  Jambi,  Bengkulu,  Lampung,  Makassar,  Gorontalo,  Bitung,  Kendari,  Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, dan Ambon. "Aksi KSPI dan 32 federasi lainnya
              ini bersifat antikekerasan, terukur, terarah, dan konstitusional. Aksi ini dilakukan secara damai,
              tertib, dan menghindari anarkis," ujarnya.

              Menurutnya, aksi akan dilanjutkan pada 9 November 2020 di kawasan gedung DPR RI untuk
              menuntut dilakukannya legislative review dan pada 10 November 2020 di kantor Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk menuntut kenaikan upah minimum 2021. "Aksi 9 dan 10 November juga
              membawa dua agenda yang kami sebutkan di atas, dan dilakukan serentak di 24 provinsi," kata
              dia.

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  telah  menerbitkan  Surat  Edaran  Nomor
              M/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-
              19. Dalam surat tersebut, Ida menetapkan upah minimum 2021 sama dengan upah minimum
              2020 atau tidak mengalami kenaikan.

              Menurut  Ida,  penyesuaian  ini  perlu  dilakukan  mengingat  perekonomian  nasional  tengah
              terdampak Covid-19. Keputusan untuk tak menaikkan upah minimum pun dianggap sebagai jalan
              tengah  untuk  mengakomodasi  dunia  usaha  yang  terimbas  pandemi  sekaligus  jaminan
              perlindungan upah bagi pekerja.
              Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia.













                                                           289
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295