Page 603 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 603

Kerja Nasional akan lebih dahsyat lagi," tegasnya, Dalam waktu dekat, yang akan dilakukan KSPI
              dan buruh Indonesia adalah melakukan aksi puluhan ribu buruh pada tanggal 2 November di
              Depan Istana dan Mahkamah Konstitusi.

              Aksi  juga  akan  dilakukan  serentak  di  24  provinsi  dan  melibatkan  200  kab/kota  di  seluruh
              Indonesia, meminta agar omnibus law UU Cipta Kerja dibatalkan. Ditegaskan, bahwa aksi -aksi
              yang akan dilakukan KSPI adaah aksi yang terukur, terarah, konstitusional, dan tidak anarkis.

              Selain  itu,  kami  meminta  Presiden  Jokowi  untuk  menginstruksikan  kepada  Menaker  agar
              mencabut surat edaran yang menyatakan tidak ada kenaikan UMP 2021.

              Aksi  serupa  juga  akan  dilakukan  tanggal  9  November  di  DPR  RI  untuk  mendesak  dilakukan
              legislative Review terhadap UU Cipta Kerja. Selanjutnya tanggal 10 November 2020 aksi akan
              dilakukan di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, meninta Menaker mencabut surat edaran
              yang sudah dibuat.

              "Di  titik  akhir,  kami  sedang  mempertimbangkan  untuk  melakukan  mogok  kerja  nasional,"
              tegasnya.

              Serikat  buruh  menyerukan  penolakan  terhadap  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan
              Republik Indonesia Nomor 11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021 atau
              UMP 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.

              "Serikat buruh menolak SE Menaker berkenaan dengan yang menyatakan bahwa upah minimum,
              baik UMP/UMK/UMSP/UMSK tahun 2021 sama dengan tahun 2020," ujar Presiden Konfederasi
              Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal dalam video konferensi, Jumat (30/10/2020).

              Bahkan, Iqbal menilai keputusan yang dimuat dalam SE tersebut hanya mengakomodasi salah
              satu pihak, yaitu pengusaha. Dijelaskan, dewan pengupahan nasional unsur buruh secara tegas
              menyatakan  tidak  ada  kesepakatan  yang  menyetujui  adanya  kenaikan  UMP  2021.  Namun
              ternyata Menaker justru menerbitkan SE yang memutuskan tidak ada kenaikan UMP di 2021.

              "Dewan pengupahan nasional menjelaskan bahwa tidak ada kesepakatan apa pun di tripartit
              nasional yang menyatakan tidak ada kenaikan UMP di tahun 2020. Bahkan di forum yang lebih
              besar lagi, tidak ada kesepakatan. Jadi, pemerintah menggunakan dasar apa?" kata Iqbal.

              "Patut  diduga,  Kemnaker  berbohong  terhadap  argumentasi  dasar  pertimbangan  dalam
              mengeluarkan SE (UMP) itu," kata dia.
              Untuk  itu,  serikat  buruh  menghimbau  kepada  pemerintah  dalam  hal  ini  Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk mencabut SE tersebut. Lalu bagi gubernur, serikat buruh meminta agar
              SE UMP tersebut tak perlu diikuti.

              "Kami menghimbau kepada pemerintah terutama Menaker, cabut SE (UMP) tersebut. Dan pada
              para gubernur, jangan ikuti SE Menaker tersebut," kata Iqbal.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan, per hari Selasa, 27 Oktober 2020, Pukul
              16.35  WIB,  ada  18  daerah  telah  melaksanakan  sidang  dewan  pengupahan  provinsi  dan
              menyepakati tidak menaikkan upah minimum atau UMP 2021.

              Hal  ini  sesuai  dengan  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  11/HK04/X/2020
              tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.

              Mengutip  SE  tersebut,  Selasa  (27/10/2020),  dituliskan  bahwa  pandemi  Covid-19  telah
              berdampak  pada  kondisi  perekonomian  dan  kemampuan  perusahaan  dalam  memenuhi  hak
              pekerja dan buruh, termasuk dalam membayar upah.


                                                           602
   598   599   600   601   602   603   604   605   606   607   608