Page 212 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 212
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
BAB XII
ATURAN UNTUK PAKAIAN BIKSUNI DAN
BERKABUNG
DI Tiongkok, pakaian para biksuni tampak seperti wanita awam, dan
cara mengenakannya sangat berlawanan dengan aturan. Menurut
Vinaya, ada lima pakaian untuk seorang biksuni, yakni: 1) Sanghati, 2)
Uttarasanga, 3) Antarvasa, 4) Sankakshika, dan 5) Kusulaka.
Cara dan aturan mengenai empat pakaian pertama adalah sama
seperti untuk biksu, namun pakaian bawah agak berbeda. Dalam
bahasa Sanskerta, ‘rok’ untuk seorang biksuni disebut ‘kusulaka,’ yang
diterjemahkan sebagai ‘pakaian yang menyerupai karung,’ karena
bentuknya seperti karung kecil (kusula) dengan kedua ujung dijahit
menyatu; panjangnya empat hasta dan lebarnya dua hasta. Kusulaka
menutupi dari pusar hingga empat jari di atas pergelangan kaki.
Ketika mengenakannya, kaki dimasukkan ke dalam dan ditarik ke
atas hingga melewati pusar. Bagian atas kusulaka kemudian dieratkan
di sekitar pinggang dan diikat di belakang.
Aturan dan ukuran tali ikat untuk biksuni adalah sama seperti
untuk biksu. Di bagian dada dan sisi samping seharusnya tidak ada
ikatan atau kain apa pun. Namun bila seseorang berpayudara besar,
baik tua maupun muda, sejumlah kain dapat dikenakan tanpa
melakukan pelanggaran.
Adalah keliru bila seorang biksuni tidak mengikuti aturan
karena merasa malu (tidak mengenakan kain di dada) di hadapan
pria, atau sebaliknya jika dia menghiasi diri secara berlebihan
sehingga menimbulkan pelanggaran dalam segalanya. Saat orang
yang melakukan pelanggaran ini meninggal, tindakan negatifnya
bagaikan rintik hujan (begitu banyak). Meskipun dia hanya
198