Page 22 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 22

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


                 Sekarang  perkenankanlah  saya  mengucapkan  selamat  atas
            selesainya  terjemahanmu,  yang  mewujudkan  keinginan  lama  saya.
            Karyamu  akan  menjadi  kenangan  abadi  bagi  mendiang  murid
            saya,  Kasawara,  yang  memulai  upaya  ini  kendati  dia  tidak  sempat
            menyelesaikannya.  Karya  ini  menunjukkan  betapa  luar  biasa  dan
            bermanfaatnya  tulisan  yang  dihasilkan  para  cendekiawan  Jepang.
            Jika  dengan  sukacita  saya  meluangkan  waktu  dan  memberikanmu
            bantuan  sebagaimana  sebelumnya  kepada  Kasawara  dan  Bunyiu
            Nanjio,  itu  bukan  sekadar  demi  universitas  kita,  tempat  di  mana
            engkau datang untuk belajar bahasa Sanskerta dan Pali, tetapi saya
            berharap  studi  Buddhadharma  dapat  bangkit  kembali  di  Jepang,
            dan  agar  orang-orang  di  negaramu  dapat  membangun  pengertian
            yang  lebih  tajam  dengan  dilandasi  fakta  historis  dari  reformis
            besar  agama  klasik  dari  India.  Seperti  hal-hal  lainnya,  agama  juga
            membutuhkan  reformasi  dari  waktu  ke  waktu.  Dan  jika  Buddha
            masih hidup di masa sekarang, mungkin beliau adalah orang pertama
            yang akan mereformasi penyalahgunaan yang sudah merasuk dalam
            ajaran Buddhis Tibet, Tiongkok, dan Jepang, begitu juga Sri Lanka,
            Myanmar,  dan  Thailand.  Buddhadharma  yang  tereformasi,  seperti
            yang saya harapkan, akan sangat mendekatkan jarak yang sekarang
            memisahkan kita dengan agama-agama lain, dan di masa depan akan
            membantu untuk membangun rasa saling pengertian dan kedekatan
            antara  agama-agama  besar  di  dunia,  menggantikan  antagonisme
            dan  kebencian  yang  telah  timbul  di  antara  para  pengikut  Kristus,
            Buddha, dan Nabi Muhammad – di mana itu adalah suatu hal yang
            ‘memalukan’  bagi  kemanusiaan,  suatu  ‘hinaan’  terhadap  ajaran
            agama,  dan  celaan  terhadap  mereka  yang  datang  ke  dunia  untuk
            menyebarkan kedamaian dan cinta kasih bagi umat manusia.

                                                              Sahabat baikmu,


                                                                 F. Max Müller








                                            8
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27