Page 358 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 358

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            menginvestigasi  prinsip-prinsip  empat  kelompok  (Nikaya).  Jika
            semua  ini  telah  dikuasai,  biksu  tersebut  akan  dapat  menaklukkan
            para  Tirthika  dan  pembantah,  serta  menguraikan  kebenaran
            ajaran  untuk  membebaskan  semua  makhluk.  Dia  memberi  ajaran
            kepada  orang  lain  dengan  semangat  yang  tak  kenal  lelah.  Dia
            melatih  pikirannya  dengan  mengontemplasikan  ‘dua  shunyata.’  Dia
            menjinakkan pikirannya dengan Delapan Jalan Arya, dengan penuh
            perhatian menjalankan empat meditasi, dan dengan ketat menjaga
            tujuh  kelompok  larangan.   Mereka  yang  menjalani  hidup  dengan
                                      356
            cara demikian adalah mereka yang mengarah pada Kesempurnaan.



            355   Ada empat Agama atau Nikaya (divisi dari Tripitaka):
                 (a) Dirghagama  (30  sutra,  bandingkan  dengan  Digha  Nikaya  yang
                    mempunyai 34 sutta).
                 (b) Madhyamagama  (222  sutra,  bandingkan  dengan  Majjhima  Nikaya
                    yang mempunyai 152 sutta).
                 (c) Samyuktagama (Samyutta Nikaya mempunyai 7.760 suttanta).
                 (d) Ekottaragama (Anguttara Mikaya mempunyai 9.557 suttanta).

            Nikaya berbahasa Pali ada lima, yang kelima adalah Khuddaka Nikaya (15
            bagian).

            356   Tujuh kelompok larangan untuk para biksu/biksuni:
                 (a) Pelanggaran terhadap aturan Parajika akan menyebabkan seseorang
                    dikeluarkan dari Sangha.
                 (b) Pelanggaran  terhadap  aturan  Sanghadisesha  yang  berjumlah  13,
                    akan  menyebabkan  seseorang  diskors  dan  dikenai  sanksi,  tetapi
                    tidak sampai dikeluarkan.
                 (c) Sthulatyaya adalah pelanggaran yang berat (Thullaccaya).
                 (d) Pelanggaran  terhadap  aturan  Prayascittika  yang  berjumlah  92,
                    menyebabkan  seseorang  harus  mengakui  dan  memurnikan
                    tindakannya (Pacittiya).
                 (e) Naisargika  berjumlah  30  sila.  Merupakan  pelanggaran  terhadap
                    aturan Prayascittika yang disertai sanksi (Nissaggiya).
                 (f)  Dushkrita yakni ‘tindakan negatif’ (Dukkata).
                 (g) Durbhashita yakni ‘ucapan negatif’ (Dubbhasita).


            Lihat ‘apattikhandho’ dalam A Dictionary of the Pali Language oleh Childers, dan
            Cullavagga IX.


                                            344
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363