Page 360 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 360
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
Pada hari-hari tersebut seseorang mengambil delapan sila dan
upacara ini disebut ‘Praktik Suci.’ Jika seseorang hanya menjalankan
sila kedelapan (yakni: tidak bersantap di waktu yang tidak
diperkenankan) tanpa menjalankan tujuh sila lainnya, potensi positif
(secara harfiah: sebab kebahagiaan) yang dihasilkannya sangatlah
sedikit. Tujuan dari sila kedelapan adalah mencegah dilanggarnya
ketujuh sila lainnya, bukan semata-mata untuk menahan rasa lapar
belaka.
Mereka bersimpati terhadap orang lain dan berperilaku
secara hati-hati. Mata pencaharian mereka tidak keliru dan mereka
menghormati pihak yang berwenang. Orang-orang demikian juga
adalah orang yang baik.
(Catatan oleh Yi Jing): Bermata pencaharian yang tidak keliru
adalah berdagang karena berdagang tidak menyakiti makhluk lain.
Adalah kebiasaan saat ini di India di mana pedagang dianggap lebih
terhormat daripada petani karena bertani menyebabkan terbunuhnya
banyak serangga. Memelihara ulat sutra atau menyembelih hewan
menyebabkan penderitaan yang luar biasa. Berjuta-juta makhluk
akan kehilangan nyawa sepanjang tahun.
Terbiasa melakukan tindakan demikian untuk waktu yang
lama tanpa menganggap itu keliru, seseorang akan mengalami
konsekuensinya dalam berbagai cara di kelahiran-kelahiran
berikutnya. Mereka yang tidak bermata pencaharian demikian
disebut ‘tidak keliru.’
Tetapi juga ada orang-orang tidak bajik yang menghabiskan
hidupnya tanpa tujuan, tidak mengenal Triratna (yakni Buddha,
gelap; (2) sukrapaksha (paruh terang), yakni hari setelah bulan gelap dihitung
sebagai hari pertama, sampai dengan hari saat bulan purnama. Uposatha jatuh
pada hari ke-8 dan ke-14 atau ke-15 dari paruh gelap atau paruh terang. Jika
paruh bulan (paksa) tersebut memiliki 15 hari maka yang digunakan adalah
hari ke-15, tetapi bila hanya ada 14 hari maka yang digunakan adalah hari
ke-14. Jadi dalam satu bulan ada empat hari Uposatha.
346