Page 359 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 359

Bab XXXV — Aturan Sehubungan Dengan Rambut


                 Ada  sejumlah  orang  yang  meskipun  tak  dapat  mengikuti  cara
            hidup di atas dan tetap tinggal di rumah, tetapi mereka tidak begitu
            terikat oleh urusan rumah tangga. Mereka hidup dengan kokoh dan
            bertekad  untuk  mengentaskan  kesenangan  indrawi.  Jika  mereka
            dimintai  sesuatu,  mereka  memberikannya  kepada  yang  layak
            menerimanya. Mereka mengenakan pakaian yang sangat sederhana,
            semata-mata  untuk  menjaga  kesopanan.  Mereka  dengan  teguh
            menjalankan delapan sila dan senantiasa tekun sepanjang hidupnya.


                 (Catatan oleh Yi Jing): Kedelapan sila tersebut adalah: (1) tidak
            membunuh,  (2)  tidak  mencuri,  (3)  tidak  melakukan  perilaku  seks
            yang  keliru,  (4)  tidak  berbohong,  (5)  tidak  mengonsumsi  makanan
            atau  minuman  yang  mengakibatkan  kesadaran  melemah,  (6)  tidak
            menikmati  musik,  atau  memakai  perhiasan  dan  parfum,  (7)  tidak
            menggunakan  tempat  tidur  yang  tinggi  dan  lebar,  dan  (8)  tidak
            bersantap di waktu yang tidak diperkenankan.

                 Mereka meyakini dan menghormati Triratna serta membaktikan
            diri  untuk  merealisasi  Nirvana  di  mana  mereka  memfokuskan
            pikirannya pada hal tersebut. Mereka adalah orang- orang di urutan
            berikutnya (setelah mereka yang mengarah pada Kesempurnaan).


                 Ada  juga  mereka  yang  tetap  menjalani  (kehidupan  berumah
            tangga),  menyokong  istri  dan  membesarkan  anak-anak.  Mereka
            menghormati orang yang patut dihormati dan memiliki welas asih
            terhadap  orang  yang  kurang  beruntung.  Mereka  mengambil  dan
            menjaga lima sila, serta selalu menjalankan keempat hari Uposatha.
            (Catatan oleh Yi Jing): Keempat hari Uposatha tersebut adalah:
              a.  Paruh gelap (kalapaksha), hari ke-8 dan ke-14 (dalam bahasa Pali
                 juga disebut ‘atthami’ dan ‘catuddasi’) atau hari ke-10 dan ke-15.
              b.  Paruh terang (sukrapaksa), hari ke-8 dan ke-15 (dalam bahasa Pali
                 juga disebut ‘atthami’ dan ‘pancadasi’). 357

            357  Catatan penerjemah: sistem penanggalan di India kuno membagi sebulan
            menjadi dua bagian (paksa): (1) kalapaksha (paruh gelap), yakni hari setelah
            bulan purnama dihitung sebagai hari pertama, sampai dengan hari saat bulan


                                            345
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364