Page 363 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 363
Bab XXXVI — Mengatur Perihal Pascakematian
yakni mangkuk besi yang besar maupun kecil, mangkuk tembaga
kecil, kunci pintu, jarum, alat untuk membor lubang pada kayu, pisau
cukur, pisau, sendok besar dari besi, kompor arang, kapak, pahat, dan
sebagainya beserta tasnya masing-masing; peralatan dari tanah liat
seperti mangkuk, mangkuk kecil, kendi air minum dan kendi air bilas,
pot minyak dan baskom air dapat dibagikan, sedangkan sisanya tidak.
Peralatan bambu dan kayu, sprei dari kulit, alat-alat cukur; pelayan
wanita dan laki-laki; minuman, makanan, jagung; lahan dan rumah,
semuanya menjadi milik Sangha dari semua penjuru. Di antara ini,
benda-benda yang dapat dipindah hendaknya disimpan di gudang
dan digunakan oleh Sangha. Lahan, rumah, kebun, bangunan, yakni
benda-benda yang tak dapat dipindah, juga menjadi milik Sangha.
Jika ada pakaian atau apa pun yang masih dapat dikenakan, apakah
jubah, pakaian untuk mandi, baik yang berwarna maupun tidak, atau
pakaian tahan air, pot, sandal atau sepatu, ini dibagikan kepada para
biksu yang berkumpul. Pakaian berlengan tidak dibagikan, tetapi
pakaian putih berangkap dua dapat dibagikan.
Balok kayu yang panjang dapat digunakan sebagai tongkat panji di
hadapan patung Buddha yang berwarna keemasan (Jambunadavarna).
Balok kayu yang berdiameter kecil diberikan kepada biksu untuk
digunakan sebagai tongkat.
(Catatan oleh Yi Jing): Asal dari patung yang disebut
Jambunadavarna dijelaskan dalam Vinaya. Saat Buddha tidak ada
dalam perkumpulan, para biksu tidak bersikap hormat. Kondisi ini
menyebabkan Anathapindada memohon kepada Buddha, ‘Saya ingin
membuat patung Jambunadavarna (berwarna keemasan) Bhagavan,
untuk diletakkan di hadapan Sangha.’ Guru Buddha mengizinkannya
untuk membuat patung ini.
Tongkat kayu yang dipasang logam disebut khakkhara (Skt.),
359
menggambarkan suara (dari tongkat yang dibawa saat berjalan).
359 Tampaknya ini merujuk pada tongkat yang dibawa oleh biksu, meskipun
ini bukanlah kata Sanskerta yang tepat. Bandingkan dengan ‘kattara-danda’
349