Page 19 - E-Modul Kapita Selekta Bahasa Indonesia_Neat
P. 19

BAB IV
                                             KARAKTERISTIK SASTRA ANAK




                                Pada bab ini Saudara akan belajar tentang ciri atau karakteristik sastra

                          anak.  Ada  tiga  ciri  atau  karakteristik  sastra  anak  menurut  Sarumpaet  yang
                          dijelaskan  pada  modul  ini  sebagai  sub  capaian  pembelajaran  matakuliah  ini

                          diharapkan mahasiswa mampu menguasai konsep dan teori tentang:
                          (1) Unsur pantangan pada cerita anak

                          (2) Penyajian dengan gaya secara langsung sebuah cerita anak,

                          (3) Fungsi terapan pada cerita anak, dan
                          (4) Unsur-unsur yang ada pada cerita anak


                          URAIAN MATERI

                          4.1 Karakteristik Cerita Anak

                                Karakteristik atau cirri sastra anak menurut Sarumpaet, pertama, Unsur

                           pantangan merupakan unsur yang secara khusus berkenaan dengan tema dan
                           amanat. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sastra anak menghindari  atau

                           pantangan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta

                           yang  erotis,  dendam  yang  menimbulkan  kebencian,  kekejaman,  prasangka
                           buruk, kecurangan yang jahat, dan masalah kematian. Apabila ada hal-hal buruk

                           dalam  kehidupan  itu  yang  diangkat  dalam  sastra  anak,  misalnya  masalah
                           kemiskinan,  kekejaman  ibu  tiri,  dan  perlakuan  yang  tidak  adil  pada  tokoh

                           protagonis,  biasanya  amanatnya  lebih  disederhanakan  dengan  akhir  cerita
                           menemui  kebahagiaan.  Contoh  sastra  anak  adalah  Putri  Salju,  Cinderella,

                           Bawang Merah dan Bawang Putih, dan Putri Angsa. Kedua, Penyajian dengan

                           gaya secara langsung adalah bahwa sajian cerita merupakan deskripsi secara
                           singkat dan langsung menuju sasarannya, mengetengahkan gerak yang dinamis,

                           dan  jelas  sebab-sebabnya.  Deskripsi  itu  diselingi  dengan  dialog  yang  wajar,

                           organis, dan hidup. Melalui pengisahan dan dialog itu terwujud suasana yang
                           tersaji perilaku tokoh tokohnya amat jelas, baik sifat, peran, maupun fungsinya

                           dalam cerita. Biasanya lebih cenderung digambarkan sifat tokoh  yang hitam



                                                           15
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24